Pemkab Kebumen Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg, Tidak Ada Kelangkaan Gas Melon Regional 4 Februari 2025

Pemkab Kebumen Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg, Tidak Ada Kelangkaan Gas Melon
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Februari 2025

Pemkab Kebumen Larang Pengecer Jual Elpiji 3 Kg, Tidak Ada Kelangkaan Gas Melon
Tim Redaksi
KEBUMEN, KOMPAS.com –
Pemerintah Kabupaten Kebumen mulai menerapkan kebijakan pemerintah pusat yang melarang penjualan elpiji 3 kilogram (kg) melalui pengecer sejak 1 Februari 2025.
Dengan aturan ini, warga diimbau membeli langsung ke pangkalan dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp18.000 per tabung.
Pemerintah daerah juga memastikan stok elpiji 3 kg tetap aman hingga bulan Ramadhan.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Kebumen, Haryono Wahyudi, mengatakan bahwa masyarakat tidak bisa lagi mendapatkan gas melon dengan mudah melalui pengecer.
“Prinsipnya kita mengikuti kebijakan dari pusat. Jadi begitu sudah ada aturannya, maka penjualan elpiji 3 kg sekarang sudah dilarang dijual di eceran,” ujar Haryono dalam keterangan resminya di Kebumen, Senin (3/2/2025).
Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan agar subsidi pemerintah lebih tepat sasaran dan hanya diberikan kepada kelompok masyarakat yang berhak.
“Pengguna elpiji 3 kg berdasarkan Perpres 104/2007 & 38/2019 terbagi menjadi empat kategori, yaitu rumah tangga, usaha mikro, nelayan sasaran, dan petani sasaran,” katanya.
Sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Migas No. B701 MG.05/DJM/2025, mulai 1 Februari 2025, penjualan elpiji 3 kg dari pangkalan wajib 100 persen langsung ke pengguna akhir dan tidak boleh lagi disalurkan ke pengecer.
“Ya seperti itu, namanya barang subsidi, pemerintah itu penginnya diterimakan kepada yang berhak. Jadi sekali lagi bukan untuk mempersulit, tapi tujuannya diberikan kepada yang berhak,” ujarnya.
Selain memastikan subsidi tepat sasaran, kebijakan ini juga bertujuan menjaga stabilitas harga.
Haryono mengakui bahwa harga elpiji 3 kg sering kali tidak stabil jika dijual oleh pengecer, karena bisa mengalami lonjakan tinggi.
“Kalau langka sepertinya nggak ya. Kebutuhan menjelang Ramadhan di Kebumen, insya Allah masih aman. Tapi ini memang untuk menjaga stabilitas harga, agar tidak melonjak tinggi. Sehingga belinya harus di pangkalan,” jelasnya.
Haryono juga mengimbau masyarakat yang ingin membeli elpiji 3 kg sesuai dengan HET Rp18.000 agar langsung ke pangkalan.
Untuk kebutuhan rumah tangga, pembelian dibatasi maksimal empat tabung. Sedangkan pelaku usaha mikro dapat membeli hingga 10 tabung dengan syarat menunjukkan surat izin usaha.
Di Kebumen sendiri terdapat 460 desa/kelurahan dengan 22 agen elpiji dan 1.939 pangkalan gas.
Rata-rata setiap desa memiliki empat pangkalan. Nantinya, jumlah pangkalan di setiap desa bisa bertambah untuk memastikan distribusi gas tetap merata.
 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.