TRIBUNJATIM.COM – Nilai tukar dari Dolar ke Rupiah senilai Rp 8.170 membuat banyak pihak kaget, Sabtu (1/2/2025).
Sebab, pada Jumat 31 Januari 2025, Dolar masih berada di posisi Rp 16.305 per dolar AS.
Hal ini membuat kabar tersebut menajadi viral di media sosial.
Sebab, fluktuasi nilai tukar Rupiah yang ditunjukkan oleh Google Trends sangat berbeda dari hari sebelumnya.
Meski begitu, pada Sabtu (1/2/2025), perdagangan pasar sedang tutup.
Lalu bagaimana hal ini bisa terjadi?
Hal ini bisa disebabkan oleh pergerakan nilai tukar yang tercatat di luar jam perdagangan normal, seperti melalui informasi yang dipublikasikan oleh berbagai platform atau bahkan berita ekonomi yang bisa mempengaruhi persepsi pasar.
Melemahnya nilai tukar rupiah pada Jumat (31/1), dengan penurunan 0,30 persen menjadi Rp 16.305 per dolar AS, sebenarnya adalah perkembangan yang cukup normal dalam pasar yang bergerak dinamis.
Namun, pergerakan tersebut biasanya lebih terasa ketika pasar kembali dibuka pada Senin (3/2), sehingga bisa saja ada sentimen atau respons dari masyarakat terhadap kondisi ini.
Selain itu, informasi yang tercatat pada Google Trends kemungkinan merujuk pada lonjakan minat pencarian terkait isu-isu ekonomi terkini, termasuk fluktuasi nilai tukar.
Isu nilai tukar rupiah memang sering menjadi perhatian publik, terutama dalam konteks hubungan dengan dolar AS dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia.
Sementara pencari atau search engine Google sendiri pada Sabtu petang 1 Februari 2025 menunjukkan keganjilan.
Ketika di mesin pencari di ketik kata kunci ‘kurs dollar hari ini’ yang keluar adalah angka tak lazim.
Kurs dollar AS ke rupiah pada 1 Februari 2025 petang, menurut mesin pencari Google, adalah Rp 8.170,65 per dolar AS.
Ini terbilang ganjil karena sangat jauh angkanya dari angka penutupan di perdagangan pasar sehari sebelumnya, Jumat 31 Januari 2025 sebesar Rp 16.305 per dolar AS dolar AS.
Keganjilan ini seketika memicu trending ‘1 USD to IDR’ pada Sabtu petang 1 Februari 2025.
Penjelasan BI
Dikutip dari Kompas.tv, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menegaskan bahwa data yang muncul di Google Finance adalah kesalahan teknis.
Ia kemudian membandingkan data dari Bloomberg dan Yahoo Finance, yang menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp16.300 per dolar AS.
“Kesalahan teknis terjadi, dan hanya untuk rupiah terhadap dolar AS serta Euro,” kata Destry dikutip dari Kontan.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso. Dalam pernyataan resminya, Denny menyebutkan bahwa data yang ditampilkan di Google Finance tidak mencerminkan nilai tukar yang sebenarnya.
“Level nilai tukar USD/IDR Rp8.100-an sebagaimana yang ada di Google bukan merupakan level yang seharusnya. Data Bank Indonesia mencatat kurs Rp16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025,” ujarnya.
Denny menambahkan, pihak BI telah berkoordinasi dengan Google Indonesia untuk mengoreksi kesalahan tersebut.
“Kami sedang berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia terkait ketidaksesuaian tersebut untuk segera melakukan koreksi yang diperlukan,” imbuhnya.
Pakar ekonomi soal Dollar Amerika Serikat sudah menyentuh Rp 15.000
Beberapa waktu terakhir masyarakat tanah air dihebohkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh level Rp 15.000.
Terdapat kekhawatiran masyarakat akan potensi krisis atau bahkan runtuhnya ekonomi Indonesia seperti yang terjadi pada negara Sri Lanka.
Kendati demikian, menurut pakar ekonomi dari Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Imron Mawardi SP MSi, masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu panik.
“Tidak perlu panik, karena mengingat masih banyaknya faktor penunjang yang membuat perekonomian Indonesia tetap kuat di tengah melemahnya rupiah terhadap dollar AS.Kalau menurut saya angka ‘satu dollar’ ke 15.000 rupiah ini ya hanya soal keseimbangan saja. Saya kira tidak perlu dikhawatirkan, karena disisi yang lainnya kita masih memiliki cadangan devisa yang besar,” ujar Dr Imron. Rabu (13/7/22) di Surabaya.
Lebih lanjut ia juga memaparkan, meski rupiah melemah, namun masih harus bersyukur karena saat ini cadangan devisa Indonesia sangat besar, yakni mencapai 150 Miliar dolar AS (USD) sehingga masih aman untuk belanja impor demi memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kondisi tersebut, tentunya, berbeda jauh dengan negara Sri Lanka yang hanya memiliki cadangan devisa 50 juta USD sehingga negara tersebut tidak mampu lagi mengimpor kebutuhan.
Sekalipun itu kebutuhan pokok seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Dengan adanya cadangan yang besar ini pun, ternyata masih membuat rupiah kita menyentuh angka Rp 15.000, tidak bisa dibayangkan kalau ketahanan devisa kita itu rendah maka dipastikan dollar akan jatuh lebih dalam dibanding keadaan saat ini,” paparnya.
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com Nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS pada perdagangan pasar spot, Jumat (31/1/2025) pagi.
Melansir data Bloomberg, pukul 10.13 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.307 per dollar AS atau melemah 51 poin (0,31 persen) dibanding penutupan kemarin yang berada di Rp 16.257 per dollar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar dollar AS masih akan menguat pada perdagangan hari ini karena Presiden AS Donald Trump telah melayangkan ancaman tarif.
Pasar global juga melihat Bank Sentral AS bakal tidak memangkas suku bunga acuan Fed Funds Rate untuk sementara waktu karena potensi kenaikan inflasi akibat kebijakan kenaikan tarif impor Trump.
“Hari ini rupiah masih berpeluang melemah terhadap dollar AS ke arah 16.300, dengan potensi support di kisaran 16.200,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (31/1/2025).
Sementara itu, mengacu pada kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Kamis (30/1/2025) berada di level Rp 16.259 per dollar AS, atau melemah dibandingkan hari Jumat (24/1/2025) yang berada di level Rp 16.200 per dollar AS.
Adapun kurs di bank-bank besar di Indonesia, seperti di BRI, kurs jual dipatok pada Rp 16.328 per dollar AS.
Berikut adalah kurs rupiah hari ini di lima bank besar:
BRI
Jual 16.328
Beli 16.300
Bank Mandiri
Jual 16.400
Beli 16.050
BNI
Jual 16.316
Beli 16.296
BCA
Jual 16.430
Beli 16.130
CIMB Niaga
Jual 16.271
Beli 16.260
Demikian adalah kurs rupiah di 5 bank besar
Klik untuk baca: Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com