Kelezatan Bubur Gudeg Trotoar Gejayan, Hidangan Legendaris yang Menggugah Selera

Kelezatan Bubur Gudeg Trotoar Gejayan, Hidangan Legendaris yang Menggugah Selera

Yogyakarta, Beritasatu.com – Yogyakarta dikenal sebagai surga kuliner yang menyajikan berbagai hidangan tradisional. Salah satu kuliner legendaris yang wajib dicoba saat berkunjung ke kota ini adalah bubur gudeg trotoar.

Bubur gudeg trotoar terletak di Jalan Affandi (dahulu dikenal sebagai Jalan Gejayan). Meskipun tampilannya sederhana, rasa makanan ini berhasil memikat hati warga lokal maupun wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

Bubur gudeg trotoar sudah ada sejak sekitar 30 tahun lalu dan diwariskan turun-temurun. Marlinda, pemilik warung yang kini merupakan generasi ketiga mengungkapkan dahulu gudeg ini dijajakan di trotoar, dan pelanggan menikmatinya dengan duduk lesehan. Nama “gudeg trotoar” pun berasal dari kebiasaan tersebut.

“Gudeg trotoar sudah ada sekitar 30 tahun. Namun, kalau dari si Mbah (nenek/kakek) saya, sebenarnya sudah lebih lama lagi. Dahulu orang makan di trotoar, jadi kami jualan di sana,” ujar Marlinda kepada Beritasatu.com, Minggu (2/2/2025).

Berbeda dengan sajian gudeg pada umumnya yang biasanya disajikan dengan nasi, di sini, gudeg dipadukan dengan bubur yang lembut dan gurih. 

Perpaduan bubur hangat dengan gudeg manis khas Jogja menciptakan harmoni rasa yang unik. Ditambah dengan sambal krecek pedas, ayam suwir, telur, serta pilihan lauk seperti tahu atau tempe bacem, setiap suapan terasa kaya rasa—manis, gurih, dan sedikit pedas.

“Bubur gudeg sudah ada sejak zaman si Mbah. Dahulu, sudah ada bubur gudeg dengan areh krecek, dan lauknya bisa disesuaikan. Memang dari dahulu sudah seperti itu,” lanjut Marlinda.

Bubur yang bertekstur lembut ini juga cocok dinikmati sebagai sarapan di pagi hari. Salah satu ciri khas gudeg trotoar adalah rasanya yang tidak terlalu manis, berbeda dengan gudeg pada umumnya. 

Marlinda menjelaskan, mereka menggunakan daun pepaya dalam pembuatan gudeg ini.

“Rasanya memang tidak terlalu manis karena kami pakai daun pepaya, bukan daun ketela seperti biasanya. Banyak orang bilang rasanya lebih pas, tidak terlalu manis,” tambahnya.

Sasa, salah seorang pengunjung mengaku sering membeli gudeg di tempat ini saat kecil. Kini, setelah dewasa, dirinya kembali datang bersama keluarganya untuk menikmati bubur gudeg trotoar.

“Bapak saya dahulu sering beli dan dibawa pulang. Sekarang sudah punya keluarga, saya tanya-tanya, ternyata masih di sini. Baru-baru ini saya beli lagi,” katanya.

Pengunjung lainnya asal Pekalongan, Eko mengaku baru pertama kali mencicipi bubur gudeg trotoar dan langsung menyukai rasanya.

“Enak, saya sering makan gudeg di tempat lain, tetapi ini baru pertama kali ke sini. Rasanya tidak mengecewakan dan harganya pas,” ujarnya.

Selain rasanya yang istimewa, bubur gudeg trotoar juga terkenal karena harganya yang terjangkau. Dengan harga mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 40.000, pengunjung bisa menikmati seporsi bubur gudeg lengkap dengan lauk sesuai selera.

Bubur gudeg trotoar buka dari pukul 06.00 hingga 10.00 WIB. Karena banyaknya peminat, disarankan untuk datang lebih awal agar tidak kehabisan. Penasaran dengan rasanya?