Jakarta, Beritasatu.com – Teknologi artificial intelligence (AI) asal China, DeepSeek, menjadi fenomena baru dalam dunia digital global. Hal ini karena perusahaan pengembangan AI tersebut mampu melakukan efisiensi dengan cost yang murah.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, AI asal China tersebut menjadi salah satu game changer dalam dunia teknologi AI global.
“DeepSeek mampu menawarkan efisiensi biaya lebih murah dibandingkan ChatGPT dari OpenAI. Hal ini juga menjadikan DeepSeek aplikasi nomor satu yang diunduh di Amerika Serikat (AS),” ucap Nailul Huda dalam Beritasatu Economic Outlook 2025 di Westin Hotel, Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Nailul menyebut, apabila berkaca dari DeepSeek, modal bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan.
“Modal besar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan, melainkan bagaimana teknologi dapat diterapkan secara efisien dan kompetitif dalam memenangkan pasar,” tambahnya.
Ia menambahkan, teknologi yang berhasil, adalah teknologi yang bisa mencapai efisiensi tinggi.
“Seperti yang terjadi di sektor hiburan digital, pengguna Netflix mulai beralih ke platform lain yang lebih murah. Begitu pula dengan pengembangan teknologi di Indonesia. Apabila tidak mengutamakan efisiensi, maka digitalisasi tidak akan berjalan optimal,” tambahnya.
Startup AI asal China, DeepSeek, berhasil menempati posisi teratas sebagai aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS) melalui Apple App Store pada Senin (27/1/2025), menggeser ChatGPT ke peringkat kedua.
Aplikasi asisten AI dari DeepSeek tidak hanya menggantikan dominasi ChatGPT, tetapi juga memicu tekanan terhadap saham-saham teknologi global. Dampak ini berpotensi mengurangi nilai kapitalisasi pasar hingga miliaran dolar.
Selain itu, biaya pelatihan model R1 dari DeepSeek terbilang efisien. Berdasarkan analisis dari Jefferies, diperkirakan biaya pelatihannya hanya sekitar US$ 5,6 juta, dengan asumsi harga sewa GPU sebesar US$ 2 per jam untuk setiap unit H800. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan biaya pelatihan model Llama milik Meta.
Keberhasilan efisiensi AI China DeepSeek menimbulkan berbagai pertanyaan dalam industri tersebut, termasuk relevansi pendanaan besar-besaran serta valuasi yang mencapai miliaran dolar. Banyak pihak mulai mempertanyakan apakah tren AI saat ini merupakan inovasi berkelanjutan atau justru tanda-tanda gelembung yang akan segera pecah.
