Legenda Urban: 3 Kota Gaib Ini Ada di Indonesia, Dihuni Jin dan Miliki Peradaban Maju

Legenda Urban: 3 Kota Gaib Ini Ada di Indonesia, Dihuni Jin dan Miliki Peradaban Maju

2. Padang 12

Kota gaib selanjutnya yang konon ada di Indonesia adalah Padang 12. Kota gaib ini dipercaya ada di Ketapang, Kalimantan Barat.

Konon, kota ini berlokasi di sebuah lahan kosong yang dipenuhi pasir dan dikelilingi pohon pinus. Penamaan Padang 12 merujuk pada luas wilayah tersebut, yakni 12 kilometer persegi.

Beberapa cerita yang beredar mengatakan bahwa penduduk Padang 12 kerap muncul di dunia nyata. Mereka bertransaksi dengan masyarakat menggunakan kunyit yang kemudian bisa berubah menjadi emas.

Hanya orang yang memiliki hati bersih saja yang bisa bertemu dengan Suku Limun, penduduk asli kota gaib Padang 12. Kota gaib ini merupakan kota yang indah, mewah, serta memiliki penduduk yang sejahtera dan modern.

Terkait wujud penghuninya, bagi beberapa yang sudah pernah melihat akan mengatakan penduduk Padang 12 memiliki wujud fisik layaknya manusia biasa. Hanya saja, mereka tidak memiliki belahan di antara hidung dan di atas bibir.

3. Wentira

Kota gaib selanjutnya adalah Wentira yang ada di kawasan hutan belantara antara Kota Palu dan Kabupaten Mutong, Sulawesi Tengah. Kota ini dipercaya memiliki peradaban modern dan bangunan-bangunan megah.

Menurut penuturan warga sekitar, untuk dapat masuk ke kota ini, pengunjung harus memasuki banyak gerbang gaib, salah satunya adalah area Kebon Kopi, Donggala. Adapun nama Wentira diambil dari kata ngata uwentira yang berarti tak kasat mata atau tidak terlihat. Suku Toraja Kuno menyebut kota gaib di Indonesia ini dengan nama To Wae Ntira.

Cerita keberadaan Wentira diperkuat dengan munculnya bukti peta pembangunan Belanda yang menggambarkan pembangunan sebuah jembatan.

Dalam catatan Onder Afdeeling Paloe menunjukkan proyek jembatan tersebut berada di bagian leher Pulau Sulawesi (kini Jalan Trans Sulawesi). Proyek pembangunan jembatan Wentira dikomandoi oleh Jusuf Radja Tiangso.

Sementara pengerjaan jembatan diresmikan oleh A.C.D de Graeff selaku Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 19 September 1927. Pengerjaan jembatan ini juga dilakukan oleh pekerja Tionghoa pada 1933.

Namun jika ditelusuri dalam peta, kota gaib Wentira sebenarnya hanya daerah berhutan lebat. Daerah ini dikelilingi pohon-pohon raksasa yang tumbuh di pinggir jalan, dengan batang putih, berbentuk besar, serta cenderung lurus dan menjulang sangat tinggi.

Penulis: Resla