Aset Kripto Jadi Tantangan Baru Pasar Modal Indonesia pada 2025, Investor Siap Beralih?

Aset Kripto Jadi Tantangan Baru Pasar Modal Indonesia pada 2025, Investor Siap Beralih?

Jakarta, Beritasatu.com – Pasar modal Indonesia menghadapi tantangan baru di tengah maraknya pasar aset kripto, termasuk peluncuran Trump Coin, yang nilainya hampir mencapai Rp 90 triliun.

Dengan kapitalisasi pasar kripto yang empat kali lebih besar dari indeks harga saham gabungan (IHSG), maka muncul pertanyaan tentang apakah investor akan mengalihkan portofolio mereka dari saham ke kripto.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy mengakui, aset kripto memang menjadi magnet besar bagi investor global. Namun, ia menekankan pentingnya edukasi dan literasi keuangan untuk masyarakat.

“Diversifikasi portofolio itu wajar, tetapi kita harus tetap optimistis. Pasar modal kita punya potensi besar untuk terus berkembang,” jelasnya di gedung BEI, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Menurutnya, pergerakan aset investasi, termasuk saham dan kripto, sangat bergantung pada tren pasar yang bersifat siklikal.

“Kalau kita bicara dua tahun lalu, pasar modal Indonesia atau saham jauh lebih baik daripada aset kripto. Jadi semua ini ada masanya. Investor yang bijak biasanya akan menyebar investasinya di berbagai instrumen,” jelasnya.

Sebagai informasi, dalam waktu dekat pemerintah Amerika Serikat (AS) segera melantik kembali Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat yang dikenal dengan inisiatifnya di dunia kripto. Hal ini berpotensi memengaruhi aliran modal asing ke Indonesia.

Irvan mencatat, pasar sedang menanti kebijakan konkret dari pemerintahan Trump sebelum menentukan arah investasi selanjutnya. 

“Kami memperkirakan mungkin butuh waktu hingga akhir kuartal I atau kuartal II untuk melihat dampaknya terhadap aliran dana asing. Namun, kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga baru-baru ini sudah memberi dorongan positif ke pasar modal kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyarankan investor untuk melihat indikator makro, termasuk pergerakan indeks, sebagai gambaran sentimen pasar. 

“Indeks mencerminkan semua dampak makro. Hari ini kita bisa lihat bagaimana indeks bergerak, itu adalah jawabannya,” kata Iman.

Kendati demikian, para pelaku pasar tetap optimistis terhadap prospek pasar modal Indonesia. Menurut Irvan, aset kripto mungkin sedang dalam tren positif saat ini, tetapi aset seperti saham memiliki keunggulan tersendiri, terutama dari sisi regulasi dan stabilitas.

“Kita percaya pasar modal kita punya keunikan dan daya tariknya sendiri dari aset kripto. Memang tahun ini penuh tantangan, tetapi kami yakin dengan langkah literasi yang kuat, investor akan tetap mempertimbangkan pasar modal sebagai bagian penting dari portofolio mereka,” pungkas Irvan.