Jakarta, Beritasatu.com – Peneliti ahli madya pusat riset kedokteran preklinis dan klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Telly Purnamasari Agus menyebutkan Human Metapneumovirus (HMPV) diperkirakan sulit untuk menjadi pandemi atau wabah. Dalam penelitian saat ini, BRIN mengatakan virus HMPV sudah hadir sejak 2001 sehingga rata-rata warga Indonesia telah memiliki kekebalan atas infeksi virus tersebut.
Telly Purnamasari Agus menjelaskan, merebaknya virus HMPV tidak dapat disamakan dengan pandemi virus Covid-19 yang sempat menggemparkan dunia pada 2019 hingga 2022.
“Virus HMPV ini berbeda dengan Covid-19, karena Covid-19 penyakit baru. Saat itu, kita belum paham bagaimana transmisinya dan penularannya sangat cepat,” kata Peneliti ahli madya pusat riset kedokteran preklinis dan klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Telly Purnamasari Agus kepada awak media, Kamis (16/1/2025).
Dia mengatakan, lantaran virus HMPV sudah ada sejak 2001, rata-rata kekebalan tubuh dari warga Indonesia sudah mengenal kehadiran virus tersebut.
“Dari 2001 kan sudah ada laporan saat itu, jadi tubuh kita sudah mengenal adanya virus ini dan apalagi kita sudah memiliki kekebalan dari infeksi penyakit lain sebelumnya,” terangnya.
Telly Purnamasari Agus mengatakan, kekebalan tubuh atas virus HMPV itu yang akan mencegah merebaknya penularan sehingga cukup sulit untuk berpotensi menjadi pandemi.
“Harapannya situasi kita akan baik-baik saja, sepanjang masyarakat mau bekerja sama untuk tetap melakukan pencegahan, bahwa penggunaan masker itu bukan mencegah penularan tapi untuk melindungi kita dari penyakit virus lainnya,” katanya.
Di sisi lain, Telly merasa, virus HMPV sejauh ini masih bergejala ringan, maka masyarakat tidak perlu panik.
“HMPV ini penyebabnya memang berupa virus. Gejalanya memang sama dengan virus lainnya. Jadi masyarakat tidak perlu panik tetapi tetap waspada,” kata Telly.
Ia mememinta agar perlunya masyarakat waspada, lantaran penyakit yang disebabkan oleh virus, dikhawatirkan justru pada penularannya. Sementara, pencegahan penularan virus, tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing warga, yang belum tentu sama.
“Jadi kalau daya tahan tubuh kita kuat, bisa saja tidak akan terkena HMPV, bahkan mungkin ada seseorang yang belum pernah kena Covid-19, malah justru tertular dengan HMPV,” terangnya.
Kemudian, Telly menegaskan, penyakit akibat virus HMPV sampai saat ini masih menunjukkan gejala ringan. Akan tetapi, dia mengatakan potensi HMPV ini juga bisa bergejala berat apabila tidak ditangani dengan cepat.
“Pada kondisi tertentu, disertai dengan infeksi sekunder bakteri, virus HMPV ini bisa mengakibatkan infeksi bronkitis, pneumonia, yang tentunya penanganan khusus,” tandas peneliti ahli madya pusat riset kedokteran preklinis dan klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Telly Purnamasari Agus. terkait virus HMPV di Indonesia.
