Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cerita Pengurus Ponpes Tolong Serma Randi yang Ditembak Sertu Hendri di Belitung – Halaman all

Cerita Pengurus Ponpes Tolong Serma Randi yang Ditembak Sertu Hendri di Belitung – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Inilah cerita pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) Dhiya-Ul Quran yang menolong Personel Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Randi.

Sebagaimana diketahui, Serma Randi merupakan korban penembakan desertir TNI AD, Sertu Hendri.

Korban diperkirakan ditembak di area Ponpes Dhiya-Ul Quran, Jalan Tembus, Desa Buluh Tumbang-Air Seruk, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (13/1/2025) dini hari.

Serma Randi yang terluka akhirnya ditolong oleh para pengajar dan santri ponpes.

Ia dibawa ke RSUD Marsidi Judono, Tanjungpandan.

“Kalau takut, pasti takut, tapi kami mikirnya untuk keamanan pondok. Karena awalnya ada yang teriak maling dan suara tembakan,” ungkap Muhammad Nasirudin, pengajar Ponpes Dhiya-Ul Quran, Kamis (16/1/2025), dilansir Pos Belitung.

Ia mengatakan, kejadian bermula saat kakaknya mendengar suara tembakan pada Senin dini hari.

Selain itu, sempat terdengar suara samar-samar orang sedang kejar-kejaran sambil berteriak.

Sang kakak lantas menelepon dirinya yang sedang tidur di kamar berbeda untuk mengecek kejadian itu.

“Katanya ada suara orang kejar-kejaran sama suara tembakan beberapa kali. Ada juga yang teriak tolong,” terangnya.

Akhirnya, Muhammad Nasirudin dan kakaknya memutuskan keluar rumah untuk melakukan pencecekan.

Mereka awalnya melihat korban yang berlari ke arah semak-semak.

Keduanya sempat ragu dan akhirnya berunding sebelum memutuskan untuk mendatangi lokasi tersebut.

“Beliau akhirnya menyerahkan diri, bilang, ‘Pak, Pak saya anggota PM, saya kena tembak’,” ujarnya menirukan pernyataan korban.

Setelah mendekat ke arah korban, Serma Randi tampak menahan sakit akibat luka tembak di punggung kiri.

Selain itu, posisi tangan kirinya masih terikat tali pinggang.

“Kami sempat panggil pengurus, tapi tidak bangun. Jadi panggil Ahyat, bawa mobil untuk membawa beliau,” tuturnya.

Lalu tiga santri dan dua pengajar ponpes membawa Serma Randi ke RSUD Marsidi Judono.

Sementara itu, Serma Randi kini telah pulih dan dipulangkan dari RSUD Marsidi Judono.

Proyektil peluru yang bersarang di tubuhnya berhasil diangkat lewat operasi.

Pasca-operasi, kondisinya dinyatakan stabil.

“Setelah operasi pasien dalam kondisi baik. Direncanakan pulang hari ini, sore hari,” kata Pelaksana harian (Plh) Direktur RSUD Marsidi Judono, Ika Harniati, Kamis.

Diberitakan sebelumnya, Serma Randi melakoni operasi singkat di RSUD Marsidi Judono pada Rabu (15/1/2025) kemarin.

Dokter Spesialis Anastesi RSUD Marsidi Judono, dr Hendra SpAn, mengatakan operasi dilakukan sesuai rencana, yakni pada pukul 11.00 WIB.

Peluru yang masuk dari sisi kiri dada bawah menembus 3 cm di bawah kulit dan bersarang di ulu hati itu berhasil diangkat berkat persiapan matang tim medis. 

Sebelum melakukan operasi, tim medis memastikan peluru lewat serangkaian pemeriksaaan menggunakan CT scan dan alat C-arm.

“Kami melakukan marking dengan jarum untuk menandai posisi peluru yang bersarang di sekitar ulu hati.” 

“Operasi ini tidak terlalu lama, hanya memerlukan irisan kecil sepanjang 3 sentimeter, dan peluru berhasil ditemukan dalam waktu kurang dari 10 menit,” jelas dr. Hendra, Rabu.

Operasi yang melibatkan tim dokter anestesi, bedah, dan radiologi ini berlangsung lancar dengan durasi sekitar 30 menit.

Tim medis tak mengalami kesulitan selama operasi berlangsung.

Sebagian artikel ini telah tayang di PosBelitung.co dengan judul: Kondisi Serma Randi Usai Ditembak Sertu Hendri Diungkap Pengajar Ponpes Dhiya-Ul Quran Belitung.

(Tribunnews.com/Deni)(PosBelitung.co/Dede Suhendar/Adelina Nurmalitasari)