Ratusan Warga Dievakuasi akibat Kerusuhan di Bima NTB
Tim Redaksi
BIMA, KOMPAS.com
– Sebanyak 183 warga pendatang dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dievakuasi ke kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Rabu (15/1/2025) malam.
Evakuasi dilakukan setelah mereka sempat diungsikan di Polsek Woha akibat kerusuhan yang terjadi di Pasar Raya Tente.
Kerusuhan tersebut diduga merupakan buntut dari kasus
pelecehan seksual
yang dilakukan oleh salah seorang warga Sumba terhadap pengunjung pasar.
“Iya, tadi malam ada 183 orang warga Sumba yang kita angkut dari Polsek,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima, Isyrah, saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2024).
Isyrah menjelaskan, warga yang terdiri dari anak-anak, remaja, dan orang tua terpaksa diungsikan karena ruang penampungan di Polsek tidak memadai.
Rinciannya, sebanyak 103 orang dievakuasi ke kantor Dinsos Bima, sementara 80 orang lainnya diungsikan ke Mapolres Bima.
Di dua lokasi pengungsian tersebut, posko telah dibangun untuk menampung warga yang merasa ketakutan akan adanya aksi susulan dari warga dan keluarga korban pelecehan seksual.
Isyrah menegaskan bahwa kebutuhan makan dan minum para pengungsi dipastikan aman.
“Makanan sudah dijamin pemerintah daerah dan secara gotong royong juga,” ujarnya.
Sebelumnya, sekelompok warga di Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) membakar sejumlah kendaraan roda dua milik warga asal Sumba.
Peristiwa tersebut terjadi di kompleks Pasar Raya Tente pada Rabu (15/1/2025) sekitar pukul 10.00 Wita.
Informasi yang diterima Kompas.com menyebutkan bahwa aksi massa ini merupakan reaksi terhadap kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh salah seorang warga Sumba.
“Pembakaran enam motor warga Sumba itu terjadi tadi pagi sekitar jam 10.00,” kata Nytha, salah seorang pengunjung Pasar Raya Tente, ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.