Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

APPBI syukuri PPN tak jadi naik di tengah low season panjang 2025

APPBI syukuri PPN tak jadi naik di tengah low season panjang 2025

Ketua Umum APPBI Alphonzus Wijaja jelaskan dampak jika ada PPN 12 persen saat periode penurunan permintaan barang di Badung, Bali, Rabu (15/1/2025) (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

APPBI syukuri PPN tak jadi naik di tengah low season panjang 2025
Dalam Negeri   
Editor: Calista Aziza   
Kamis, 16 Januari 2025 – 06:45 WIB

Elshinta.com – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) di hadapan Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan syukur karena penerapan PPN 12 persen ditunda.

Ketua Umum APPBI Alphonzus Wijaja di Kabupaten Badung, Bali, Rabu, mengatakan rasa syukur ini karena tahun 2025 akan terjadi periode penurunan permintaan barang atau low season yang panjang beda dari sebelum-sebelumnya.

“Beruntung bersyukur low season tahun ini hanya panjang tidak dalam karena pemerintah menunda kenaikan tarif PPN, kami sudah khawatir kalau diberlakukan nanti low season-nya bisa panjang dan dalam,” kata dia.

APPBI melihat terdapat pola belanja masyarakat Indonesia yang cenderung menurun setelah hari besar, dimana umumnya terjadi setelah Idul Fitri.

Setelah permintaan barang menurun asosiasi pengusaha mal itu melihat mulai ada kenaikan lagi menjelang libur sekolah, Natal, dan tahun baru.

Pada tahun lalu, Alphonzus mencatat terjadi penurunan transaksi yang dalam saat periode usai Lebaran Idul Fitri ke Natal dan tahun baru akibat daya beli masyarakat yang rendah.

Tahun ini, momentum Idul Fitri datang lebih awal yang diperkirakan pada akhir Maret, sehingga untuk menuju Natal dan tahun baru terjadi akan periode penurunan permintaan yang panjang.

“Tahun 2025 ini low season-nya panjang karena Ramadan dan Idul Fitri-nya datang lebih awal, inilah yang kita harus antisipasi, kalau panjang dan dalam berat buat para pelaku usaha khususnya di industri retail,” ujarnya.

Jika Bali yang dijadikan contoh maka menurut Alphonzus dampak dari PPN 12 persen di periode penurunan permintaan barang yang panjang ini tidak terlalu berpengaruh, sebab ada pariwisata yang mendongkrak daya beli, sementara bagi daerah lain akan berat.

“Apresiasi Bu Wamendag, pemerintah telah mendengarkan masukan dan aspirasi pelaku usaha perihal penundaan kenaikan tarif PPN 12 persen itu, sangat kami apresiasi sekali karena kami khawatir,” kata dia.

Dengan tidak adanya kenaikan PPN 12 persen maka saat ini APPBI hanya perlu memikirkan strategi menekan dampak dari periode penurunan permintaan yang panjang.

Hingga saat ini yang mereka susun di mal-mal seluruh Indonesia adalah kegiatan-kegiatan menarik yang bisa menggaet pelanggan seperti melalui program Belanja di Indonesia Aja (Bina).

Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri mengapresiasi langkah cepat pelaku usaha dalam memperpendek periode penurunan permintaan dengan menyelipkan kegiatan yang memantik semangat berbelanja.

Kegiatan pesta belanja Bina sendiri dilakukan kementeriannya bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dengan nilai transaksi yang berhasil dikumpulkan terakhir Rp25,4 triliun.

“Harapannya tiap tahun kita adakan kegiatan seperti ini (pesta belanja), kalau kemarin ditujukan untuk Nataru kita harus ingat setelah harus besar harus mengisi kekosongan, takutnya masyarakat merasa enggan berbelanja,“ ujar Dyah Roro.

Sumber : Antara