TRIBUNJAKARTA.COM – Kartu tanda anggota (KTA) Badan Intelijen Negara (BIN) menguak profil atau identitas jenazah yang tewas di laut wilayah Marunda, Cilincing, Jakarta Utara..
KTA warna biru tertanda tangan Sekretaris Utama BIN, Zaelani tahun 2015 itu ditemukan bersama sejumlah kartu lainnya yang ada pada jenazah.
Pada kartu tersebut tertera nama Hendrawan Ostevan, S.IP, MBA.
Identitas jenazah memang sudah dikonfirmasi pihak kepolisian berinisial HO, persis seperti identitas pada KTA BIN.
KTA tersebut dikeluarkan di Jakarta, 20 Februari 2015, berlaku sampai 31 Desember 2015.
Pada tahun tersebut, Hendrawan menjabat Tim Ahli Deputi – III, dengan pangkat pembina utama dan golongan IV e (Pens).
Selain itu, di tubuh Hendrawan juga ditemukan kartu Surat Izin Mengemudi (SIM) TNI.
Dari kartu yang diterbitkan pada 2017 dan berlaku sampai 2018 itu, diketahui, Hendrawan kelahiran Bandung 24 Oktober 1949. Saat meninggal, dirinya berusia 75 tahun.
Pada tahun 2017 itu, ia sudah berpangkat Brigjen TNI (Purn), dengan kesatuan Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri).
Penelusuran Tribunnews.com, Hendrawan Ostevan merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1975.
Dia menikah dengan Linda Ratna Komalasari.
Dikutip dari laman Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Hendrawan pernah tercatat menjadi atase bidang pertahanan dan militer Kedubes Indonesia di AS pada tahun 2002.
Selain itu, Hendrawan juga tercatat pernah memimpin satu peleton BP Yonif 145/BS dalam tugas operasi Seroja di Timor-Timur (sekarang Timor Leste) pada 8 April 1976 lalu.
Dikutip dari laman Yonzipur, pada saat itu, Hendrawan masih berpangkat Lettu Czi.
Penemuan Jenazah
Jenazah Hendrawan Ostevan ditemukan mengapung di sekitar Dermaga KCN Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (10/1/2025).
Jumeri, warga sekitar, melihat jenazah pria tersebut diangkut oleh petugas ke atas dermaga.
“Kita lihat jenazahnya diangkut di sini, itu jenazahnya laki-laki,” kata Jumeri di lokasi, Senin (13/1/2025).
Jumeri mengaku tak tahu pasti bagaimana korban bisa tenggelam di laut Marunda.
Yang jelas, pada saat evakuasi jenazah, ia melihat bahwa korban berjenis kelamin laki-laki dan sempat terdengar bahwa ada mobil juga yang ikut tercebur di lautan itu.
“Kita nggak tahu bisa kecebur gimana, tahu-tahu di sini ada (petugas) yang ngambil jenazah. Ada polisi juga. Kalau masalah nyemplungnya di mana kita nggak tahu,” ucap Jumeri.
“Iya katanya ada mobilnya yang kecebur juga katanya,” sambung dia.
Sementara itu, berdasarkan pantauan TribunJakarta.com di dermaga KCN Marunda pada Senin (13/1/2025) petang, pihak kepolisian dari Ditpolairud Polda Metro Jaya dan beberapa satuan lainnya terpantau melakukan upaya pencarian barang bukti di lokasi.
Menggunakan kapal operasional Polair, petugas melakukan penyisiran di sekitar lautan Marunda, untuk mencari barang bukti diduga mobil yang tenggelam di lokasi.
Hingga pukul 18.30 WIB, petugas menghentikan pencarian barang bukti tersebut dan akan melanjutkannya esok hari, Selasa (24/1/2025).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan, pihaknya menemukan rekaman CCTV terkait tewasnya Brigjen TNI (Purn) Hendrawan Ostevan.
“Tim gabungan dari Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polsek Kawasan Kali Baru telah melakukan penelusuran CCTV yang diduga merupakan tempat kejadian perkara (TKP),” kata Ade Ary.
Berdasarkan rekaman CCTV, jelas Ade Ary, korban terlihat mengendarai mobil Toyota Vios berpelat nomor B 1606 LB.
Saat itu mobil korban masuk ke Dermaga KCN Marunda sekitar pukul 00.35 WIB.
“Penelusuran CCTV ditemukan mobil yang kendarai korban tersebut melaju menyusuri Kade 07-08 hingga ke ujung dermaga sampai jatuh ke laut,” ungkap Ade Ary.
Ade Ary menuturkan, penyidik gabungan juga masih mencari mobil korban yang tercebur ke laut.
“Kita lagi mencari mobil yang dikemudikan korban,” ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya