Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) baru-baru ini merilis laporan yang memprediksi bahwa mulai 2025 hingga ke depannya, sejumlah pekerjaan di Indonesia diperkirakan akan tergantikan oleh teknologi dan otomatisasi, khususnya kecerdasan buatan (AI).
Laporan WEF tersebut memprediksi sekitar 85 juta pekerjaan di Indonesia berisiko hilang akibat pemanfaatan AI dalam berbagai sektor. Fenomena ini merupakan bagian dari revolusi industri yang memfokuskan diri pada otomatisasi dan integrasi antara manusia dan sistem kecerdasan buatan.
Perubahan ini membawa dampak besar dalam tatanan ekonomi global, termasuk Indonesia, dengan menciptakan tantangan baru dalam hal ketenagakerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan.
Profesi yang diprediksi hilang karena AI
Berikut adalah beberapa jenis profesi yang diperkirakan akan digantikan oleh AI dalam waktu dekat:
1. Pekerjaan administratif
Tugas-tugas administratif yang melibatkan pengetikan dokumen, pengolahan data, dan pengarsipan informasi makin berisiko digantikan oleh teknologi AI. Teknologi seperti Optical Character Recognition (OCR) dan Natural Language Processing (NLP) memungkinkan AI untuk memproses dokumen dan data dengan kecepatan serta akurasi yang jauh lebih tinggi daripada manusia.
Hal ini dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam pekerjaan administratif yang sifatnya rutin dan berbasis pengolahan informasi.
2. Pekerjaan di bidang produksi
Pekerjaan di sektor manufaktur dan produksi, terutama yang melibatkan tugas-tugas repetitif seperti pengemasan, perakitan komponen, dan pengujian kualitas, sangat rentan digantikan oleh mesin otomatis atau robot.
Teknologi robotik yang terus berkembang memungkinkan proses-proses ini dilakukan dengan efisiensi yang lebih tinggi dan tanpa memerlukan keterlibatan manusia, sehingga menurunkan kebutuhan akan pekerja di lini produksi.
3. Pekerjaan di bidang transportasi
Dengan hadirnya teknologi kendaraan otonom seperti truk self-driving dan taksi tanpa sopir, pekerjaan di bidang transportasi makin terancam. Kendaraan yang bisa bergerak tanpa pengemudi ini diprediksi akan menggantikan pekerjaan sopir truk, pengemudi taksi, serta pengantar barang dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Kendaraan otonom menawarkan keuntungan dalam hal efisiensi biaya dan pengurangan ketergantungan pada tenaga kerja manusia, sehingga mengubah landscape industri transportasi.
4. Pekerjaan customer service
Pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan pelanggan, seperti operator call center dan customer service, makin digantikan oleh chatbot dan asisten virtual yang berbasis AI.
Berkat kemajuan dalam NLP dan Machine Learning, AI kini mampu memahami dan merespons bahasa manusia dengan akurat, memungkinkan sistem otomatis ini untuk menangani interaksi pelanggan tanpa perlu campur tangan manusia. Hal ini dapat mengurangi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan di sektor ini.
5. Pekerjaan di bidang keuangan dan akuntansi
Pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan seperti pemrosesan faktur, pembuatan laporan keuangan, dan pekerjaan teller bank, juga berisiko tergantikan oleh teknologi AI.
Teknologi seperti OCR dan algoritma Machine Learning memungkinkan AI untuk memproses dan menganalisis data keuangan dengan kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi daripada yang dapat dicapai oleh manusia. Hal ini membuat banyak pekerjaan di sektor keuangan lebih efisien jika dilakukan oleh AI, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia.
Secara keseluruhan, meskipun teknologi AI membawa kemajuan yang luar biasa, ada kekhawatiran terkait dampaknya terhadap dunia kerja. Pekerja dengan tugas-tugas rutin dan repetitif perlu mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan perubahan ini.
Contohnya dengan meningkatkan keterampilan dan memanfaatkan kesempatan dalam bidang yang membutuhkan kecerdasan manusia yang lebih kompleks dan kreatif.