Emerging Market Loyo pada Awal 2025, IHSG Bergerak Sideways

Emerging Market Loyo pada Awal 2025, IHSG Bergerak Sideways

Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan pergerakan sideways dengan kecenderungan melemah pada awal 2025. 

Dalam 10 hari perdagangan pertama, IHSG masih terjebak dalam rentang 7.000-7.100 dengan koreksi sebesar 0,72% selama sepekan terakhir. Tren pelemahan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara berkembang atau emerging market, seperti India, Thailand, dan Vietnam.

Menurut Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina Puspitasari, pelemahan pasar saham di emerging market dipengaruhi oleh sentimen global, khususnya kebijakan politik dan moneter Amerika Serikat (AS). 

“Ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Indonesia. Rata-rata emerging market, seperti India, Thailand, Vietnam, kemudian juga Filipina, itu rata-rata mengalami penurunan,” kata Martha kepada Beritasatu.com di BEI Jakarta, Senin (13/1/2025). 

India mencatat net sell yang cukup besar karena menjadi pilihan utama investor di emerging market, mengingat pertumbuhan ekonominya di atas 6%. Dengan penguatan dolar AS dan perekonomian AS yang membaik, serta kemungkinan pemangkasan suku bunga yang lebih kecil, pasar Asia, khususnya India, juga terkena aksi jual.

Data menunjukkan, selama sepekan terakhir, indeks NIFTY 50 India terkoreksi sebesar 676,85 bps atau 2,85%, Kospi Korea Selatan turun 0,28%, dan SSET Thailand mengalami penurunan signifikan sebesar 4,31%.

Martha menjelaskan, pelemahan ini merupakan reaksi investor terhadap isu dan berita ekonomi, termasuk kebijakan hawkish dari The Fed dan potensi kebijakan ekonomi dari pemerintahan Donald Trump.

Menurutnya, pasar saat ini bersikap reaktif sambil menunggu kejelasan kebijakan. Setelah ada pengumuman kebijakan, biasanya pelemahan pasar akan lebih terbatas. Kampanye Donald Trump sebelumnya sudah memberikan gambaran arah kebijakan, sehingga tidak terlalu mengejutkan.

Meski melemah, Martha optimistis situasi pasar akan membaik pada Februari 2025. Ia memproyeksikan aksi net sell investor akan mulai mereda, meskipun mencapai net buy dalam waktu dekat masih sulit.

“Pada Februari, data kinerja keuangan, khususnya sektor perbankan, mulai dirilis. Performa sektor perbankan selama 11 bulan terakhir masih cukup positif dan bisa menjadi katalis pergerakan IHSG dan biasanya mulai menghitung berapa dividennya. Jadi memang setelah Februari, Maret, kita lihat sentimennya cukup positif. Maret nanti sudah mulai masuk masa Ramadan, sehingga belanja akan meningkat,” kata Martha. 

Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih dalam risetnya mengatakan pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi kembali melemah di tengah derasnya aksi profit taking, khususnya pada saham big banks. IHSG diprediksi bergerak melemah dalam range 6.970-7.060.