Jakarta, FORTUNE – Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan sejumlah alasan saham yang memiliki Dividend yield di bawah 3 persen masuk indeks High Dividend 20.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengatakan dalam pemilihan saham yang masuk dalam Indeks HIDIV20, terdapat beberapa faktor yang dipertimbangkan.
Sebagai informasi, IDX High Dividend 20 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield tinggi.
Sejumlah faktor tersebut meliputi pembagian dividen 3 tahun terakhir, besaran dividend yield, nilai transaksi, dan kapitalisasi pasar free float.
“Faktor-faktor tersebut memiliki bobot yang berbeda, sehingga bisa saja ada saham yang dividend yield relatif kecil tapi faktor lain memiliki nilai yang cukup bagus,” ujar Jeffrey dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (14/1).
Lebih lanjut, ia menyatakan tidak terdapat strategi khusus dalam evaluasi daftar saham pada indeks tersebut. Sebab, pemilihan saham yang masuk dalam konstituen indeks—termasuk indeks HIDIV20—mengacu pada SOP yang berlaku.
Menggunakan data terakhir BEI, terdapat lebih dari 200 emiten yang membagikan dividen dalam 3 tahun terakhir.
“Untuk menjaga agar indeks dapat diterima oleh pelaku dan sesuai dengan perkembangan pasar, kami juga secara rutin melakukan review atas kriteria-kriteria yang ada,” ujarnya.
Dalam kesempatan lain, Head of Propietary Investment Mirae Asset Sekuritas, Handiman Soetoyo. mengatakan menurut data tahun lalu, dari 20 saham yang termasuk dalam indeks IDX High Dividen 20, hanya 8 saham yang memberikan yield tinggi, yaitu ADRO, ITMG, PTBA, ASII, UNTR, ANTM, BBRI, dan BMRI.
Sementara itu, sisanya memiliki dividend yield di bawah 5 persen. Di samping itu, beberapa saham yang telah dikeluarkan dari IDXHIDIV20 terbukti memiliki yield dividen tinggi seperti BJBR, BJTM, BNGA, BSSR, HEXA, HMSP, hingga MPMX.
“Apakah masih bisa jadi acuan dan masih bisa kasih yield tinggi? Enggak juga,” ujarnya dalam agenda Mirae Asset Media Day: Januari 2025, Selasa (14/1).
Handiman menyatakan prediksi total dividen seluruh emiten yang tercatat di BEI pada 2025 mencapai Rp322,4 triliun.
Dari 80 saham yang dipilih oleh Mirae Asset Sekuritas, terdapat lima saham utama pilihan dari Mirae Asset adalah PT BPD Jawa Timur Tbk (BJTM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA).
Di samping kelima saham di atas, sektor keuangan dan sektor energi dinilai masih akan memberikan kontribusi terbesar bagi pembagian dividen.