Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini menegaskan kembali keinginannya untuk mencaplok Greenland, yang menurutnya penting bagi keamanan nasional Amerika.
Apa sebenarnya keistimewaan Greenland, sampai-sampai AS ingin menguasainya?
Terletak di antara Samudra Arktik dan Samudra Atlantik Utara, Greenland adalah pulau terbesar di dunia dan secara geografis merupakan bagian dari Amerika Utara. Meskipun Australia jauh lebih besar dan dikelilingi oleh air, Australia tidak dianggap sebagai pulau karena merupakan benua.
Greenland dihuni sekitar 56.000 penduduk, sebagian besar adalah penduduk asli Inuit.
Mengutip Al Jazeera, Greenland menawarkan rute terdekat dari Amerika Utara ke Eropa. Hal ini memberi AS keunggulan strategis bagi militernya dan sistem peringatan dini rudal balistiknya.
AS telah menyatakan niat untuk memperluas kehadiran militernya di Greenland dengan menempatkan radar di perairan yang menghubungkan Greenland, Islandia, dan Inggris Raya. Perairan ini merupakan pintu gerbang bagi kapal-kapal Rusia dan China, yang ingin dilacak oleh Washington.
Greenland juga sangat kaya akan mineral, termasuk mineral tanah yang digunakan dalam pembuatan baterai dan industri teknologi tinggi.
Menurut survei tahun 2023, 25 dari 34 mineral yang dianggap sebagai “bahan baku penting” oleh Komisi Eropa ditemukan di Greenland.
Greenland tidak melakukan ekstraksi minyak dan gas, dan sektor pertambangannya ditentang oleh penduduk Pribumi. Perekonomian pulau ini sebagian besar bergantung pada industri perikanannya.
Reaksi Greenland atas pernyataan Trump
Perdana Menteri Greenland yang terpilih, Egede, mengatakan bahwa negaranya tidak untuk dijual. “Greenland adalah milik kita. Ini tidak untuk dijual dan tidak akan pernah dijual. Kita tidak boleh kehilangan perjuangan panjang kita untuk kebebasan,” kata Egede dalam komentar tertulisnya.
(hsy/hsy)