TRIBUNNEWS.COM – Ukraina telah menangkap dua tentara Korea Utara di wilayah Kursk, Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa para prajurit Korea Utara itu telah dibawa ke Kyiv dan sedang diinterogasi oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU).
“Seperti halnya semua tawanan perang, kedua tentara Korea Utara ini menerima bantuan medis yang diperlukan,” kata Zelensky, dikutip dari Reuters.
Setelah diinterogasi dan mendapatkan perawatan medis, Zelensky mengatakan bahwa wartawan akan diberi akses untuk berbicara dengan kedua tentara Korea Utara itu.
Kyiv mengatakan bahwa pasukan Korea Utara bertempur di wilayah Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan pada bulan Agustus.
Rusia tidak membenarkan maupun membantah kehadiran pasukan Korea Utara di Kursk, dan tidak ada reaksi langsung dari Moskow maupun Pyongyang terhadap laporan terbaru tersebut.
Ukraina sebelumnya mengatakan pihaknya menangkap tentara Korea Utara dalam pertempuran, tetapi mereka terluka parah dan meninggal tak lama setelah itu.
Sementara itu, salah satu tentara Korea Utara mengatakan bahwa ia mengira dirinya pergi ke Rusia untuk pelatihan, bukan untuk berperang melawan Ukraina.
SBU mengatakan, pihaknya telah menginterogasi kedua tentara tersebut melalui penerjemah Korea bekerja sama dengan Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) karena mereka tidak berbicara bahasa Ukraina, Rusia, atau Inggris.
Dikutip dari Yonhap, dikatakan bahwa salah satu tentara memiliki kartu identitas militer Rusia atas nama orang lain yang terdaftar di Rusia.
Tentara itu mengatakan bahwa dia diberi dokumen tersebut pada musim gugur lalu ketika ia mengatakan beberapa unit Korea Utara ikut serta dalam acara pelatihan selama satu minggu dengan pasukan Rusia.
“Patut dicatat bahwa tahanan tersebut menekankan bahwa ia diduga pergi untuk mengikuti pelatihan, bukan untuk berperang melawan Ukraina,” kata SBU dalam rilisnya.
Warga Korea Utara dengan kartu identitas militer Rusia itu mengaku lahir pada 2005 dan telah bertugas di militer Korea Utara sejak 2021.
Sementara, warga negara lainnya lahir pada 1999 dan telah bertugas sejak 2016 sebagai penembak jitu pengintai, kata SBU, mengutip informasi awal.
SBU juga merilis rekaman video yang tampaknya memperlihatkan dua pria yang ditangkap — keduanya diperban karena terlihat terluka.
Badan mata-mata Korea Selatan kemudian mengonfirmasi penangkapan kedua tentara tersebut oleh Ukraina, dan mengutip pernyataan salah satu dari mereka yang mengatakan bahwa telah terjadi korban yang “cukup besar” di antara tentara Korea Utara di Rusia.
“(Kami) akan terus berbagi informasi terkait tahanan Korea Utara dalam kerja sama yang erat dengan otoritas intelijen Ukraina,” kata NIS.
NIS menambahkan bahwa tentara yang terluka tidak berada dalam kondisi kritis.
Korea Utara diperkirakan telah mengirim sekitar 11.000 tentara untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina, menurut pejabat Korea Selatan.
NIS mengatakan kepada para anggota parlemen bulan lalu bahwa sedikitnya 100 warga Korea Utara telah terbunuh, dengan sekitar 1.000 lainnya terluka.
Operasi Khusus Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video bahwa pasukan Koea Utara telah ditangkap oleh pasukan khusus Ukraina yang bekerja bersama pasukan terjun payung.
Dikutip dari Reuters, pasukan khusus mengunggah video yang direkam dari pesawat nirawak yang mengklaim memperlihatkan sebagian operasi.
Video itu memperlihatkan lima orang mengenakan pakaian ghillie di kawasan hutan, meskipun detail lainnya sulit diketahui.
Sebuah video yang diunggah oleh SBU memperlihatkan dua orang yang ditangkap. Salah satu rahangnya diperban karena luka, sementara yang lain minum menggunakan sedotan.
Seorang dokter yang diwawancarai untuk video SBU, yang tidak disebutkan namanya dan wajahnya diburamkan, mengatakan salah satu prajurit mengalami luka di wajah dan akan dirawat oleh dokter gigi, sementara prajurit lainnya mengalami luka terbuka dan patah tulang kaki bagian bawah.
(Tribunnews.com/Whiesa)