TRIBUNNEWS.COM – Fenomena berburu koin melalui aplikasi Jagat telah menghebohkan warga Kota Bandung.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menemukan koin yang dapat ditukar dengan uang melalui kode yang terdapat di dalamnya.
Namun, aktivitas ini berpotensi merusak taman dan fasilitas umum di kota tersebut.
Sejumlah warga terlihat berburu koin di lokasi-lokasi publik seperti Taman Maluku, Balai Kota Bandung, dan Taman Tegalega.
Mereka menggunakan peta aplikasi untuk menemukan koin dengan nilai bervariasi, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp100 juta.
Kakang, seorang pemburu koin berusia 21 tahun, menyatakan, “Ini lagi nyari koin Jagat karena menghasilkan uang. Sudah terbukti ada teman yang pernah dapat koin dan uang cair ke rekening.”
Sementara itu, Owen, 17 tahun, mengaku rela mengeluarkan Rp80.000 untuk membeli paket petunjuk pencarian, meskipun usahanya selama satu jam tidak membuahkan hasil.
Aktivitas berburu koin ini tidak hanya mengundang rasa penasaran, tetapi juga menyebabkan kerusakan parah pada taman.
Di Taman Tegalega, para pemburu koin terlihat menginjak tanaman, mengorek tanah, dan mencongkel tegel lantai.
Rizki Kusrulyadi, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Bandung, menyesalkan fenomena ini.
Penjabat Wali Kota Bandung, A Koswara, meminta agar aktivitas berburu koin dihentikan.
“Kalau memang merusak fasilitas umum, ya harus dihentikan,” ujarnya.
Koswara juga berencana untuk meminta Dinas Komunikasi dan Informasi untuk menghubungi pengembang aplikasi dan meminta agar aplikasi tersebut di-banned sementara hingga ada izin yang jelas.
“Enggak ada permohonan izin menggunakan taman itu. Kalau tidak bisa, minta permohonan saja ke Kemenkominfo,” tegas Koswara.
Fenomena berburu koin melalui aplikasi Jagat di Kota Bandung menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Pemerintah Kota Bandung berupaya untuk menghentikan aktivitas ini dan meminta pengembang aplikasi untuk merevisi konsep permainan agar tidak merusak fasilitas umum.
Masyarakat diimbau untuk lebih menjaga taman kota demi keberlangsungan lingkungan yang lebih baik.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).