Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ibu Guru di Grobogan Ajak Siswa SMP Berbuat Mesum, Relasi Kuasa Buat Korban Kian Rentan – Halaman all

Ibu Guru di Grobogan Ajak Siswa SMP Berbuat Mesum, Relasi Kuasa Buat Korban Kian Rentan – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Publik dihebohkan dengan perbuatan tidak senonoh seorang guru agama di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang memaksa siswa laki-lakinya berhubungan badan.

Ibu guru berinisial ST (35) itu sudah 10 kali melakukan hubungan badan dengan siswanya yang saat ini duduk di bangkul SMP dan berusia 16 tahun.

Perbuatan bejat itu dilakukan di rumah pelaku.

Korban diancam akan diberi nilai jelek agar tutup mulut.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dian Sasmita menilai kasus kekerasan seksual yang dilakukan guru di Grobogan terhadap anak didiknya tidak dapat dinormalisasi, apapun alasannya.

“Terlebih kekerasan tersebut telah dilakukan berulang-ulang. Relasi kuasa yang timpang antara guru dan korban mengakibatkan posisi anak kian rentan.”

“Ancaman, tekanan, manipulasi, dsb dapat dilakukan para pelaku kekerasan agar tujuannya terpenuhi,” ungkap Dian kepada Tribunnews, Jumat (10/1/2025).

Menurut Dian, dalam kasus ini, pelaku yang seorang guru seharusnya menjadi pendidik, pembimbing, dan memberikan teladan.

Namun, justru malah melakukan kekerasan seksual.

“KPAI mendesak aparat penegak hukum untuk menggunakan pasal pemberatan pidana yang ada di UU Perlindungan Anak dan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), termasuk pemenuhan hak anak korban atas restitusi,” tegas Dian.

Diketahui, guru yang berstatus janda anak satu itu sempat digerebek warga saat sedang berduaan dengan siswanya.

Bukan kali pertama terjadi, ST dengan murid yang sama sudah pernah digerebek warga.

Kala itu, ST mengaku kapok dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Namun, ternyata ST tetap mengulangi perbuatannya.

Dian mengungkapkan, korban yang masih berusia sekolah juga perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah. 

“Pemenuhan hak anak untuk pendampingan dan pemulihan sangat penting untuk segera diberikan,” kata Dian.

Menurutnya, perlu tenaga profesional seperti pekerja sosial, konselor, psikolog agar pemulihan anak dapat berkelanjutan dan komprehensif.

“Intervensi pemulihan juga perlu diberikan kepada keluarga korban. Agar mereka dapat berpartisipasi mendukung pemulihan anak. Mengingat keluarga adalah support system terpenting bagi anak,” ujarnya.

Selain itu, lembaga pendidikan perlu mengembangkan kebijakan perlindungan anak di mana memastikan setiap warga sekolah tidak melakukan kekerasan terhadap anak.

“Sehingga setiap anak dapat menuntut ilmu dengan aman dan berkembang secara optimal,” ungkapnya.

Mengutip catatan SIMFONI PPA, pada tahun 2023 tercatat 730 kasus kekerasaan seksual terjadi di sekolah.

Lalu pada 2024 terdapat 447 kasus.

“Artinya kekerasaan seksual di sekolah ada hal yang serius. Semua pihak harus mengambil peran untuk mendukung upaya pencegahan dan pengurangan risiko sehingga anak-anak kita terbebas dari segala bentuk kekerasaan dan perlakuan salah,” kata Dian.

Korban Tak Mau Sekolah

Sementara itu, siswa yang diajak berhubungan badan oleh bu guru di Grobogan tersebut juga enggan berangkat ke sekolah.

Murid berinisial YS kini memutuskan untuk tidak sekolah lagi.

Diberitakan TribunJateng.com, Kuasa Hukum Korban, Hernawan mengatakan ST dan YS mulai dekat karena sering curhat masalah keluarga.

Korban bercerita tentang masalah dengan sang kakek, karena selama ini korban tinggal dengan sang kakek.

Korban bercerita jika selama ini sering dimarahi kakeknya.

Menanggapi cerita muridnya, ST sempat meminta agar korban tinggal di rumahnya agar tenang.

ST juga mencarikan indekos untuk YS dan bersedia membayarkanya.

Bahkan, YS sempat tinggal di rumah ST tanpa sepengetahuan orang tuanya.

Hernawan menilai, korban yang masih berusia dini menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh ST.

“Korban baru 16 tahun, gurunya memang keterlaluan,” kata Hernawan.

Hernawan menuturkan, saat ini korban dalam kondisi yang memilukan karena putus sekolah.

Pihak keluarga lantas mengirim korban ke pondok pesantren.

“Korban putus sekolah, kasihan orangnya, sekarang dipondokkan untuk mengobati mentalnya,” papar Hernawan.

Warga Pergoki Korban di Rumah ST

Awalnya, warga tak ada yang curiga karena selama ini mengira ST mengajari YS mengaji di rumah pelaku.

Sampai akhirnya, tetangga melihat YS masuk ke dalam kamar mandi yang berada di belakang rumah ST.

“Bocah itu lewat di samping rumah saya,” kata tetangga ST, Nur Rohmad.

Rohmad mengaku memergoki YS masuk ke dalam kamar mandi sebanyak 3 kali.

“Sudah lama. 3 kali (memergoki)” ungkapnya.

Warga juga sudah dua kali memergoki ST dan YS mesum di dalam kamar mandi rumah.

Saat pertama digerebek, ST berjanji untuk tidak mengulangi aksi mesumnya.

“Waktu itu kedua kalinya dia melakukan di kamar mandi. Waktu itu saya mau wudu salat Isya,” ujar Nur Rohmad.

Warga lalu melakukan penggerebekan pada ST dan YS.

Akibatnya, ST kini dikabarkan berhenti bekerja sebagai guru.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Ancam Beri Nilai Jelek, Bu Guru Janda di Grobogan Paksa Siswa SMP Turuti Hubungan Suami-Istri

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Nuryanti) (TribunJateng.com/fsn/Like)