Serangan siber yang menimpa Departemen Keuangan AS ini dikategorikan sebagai “insiden keamanan siber besar” dan diduga kuat dilakukan oleh “aktor Ancaman Persisten Tingkat Lanjut yang disponsori negara China.”
Laporan The Washington Post, dikutip Jumat (3/1/2024), mengungkap bahwa hacker China berhasil menyusup ke “kantor yang sangat sensitif” di dalam Departemen Keuangan yang bertanggung jawab atas perumusan dan penerapan sanksi pemerintah AS.
Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (Office of Foreign Assets Control/OFAC), sebagai kantor yang dimaksud, menyimpan informasi krusial yang berpotensi bernilai tinggi bagi pemerintah negara lain.
Meskipun data yang dicuri bersifat tidak terklasifikasi, hacker diduga berhasil memperoleh identitas target sanksi potensial.
Mereka juga kemungkinan mencuri bukti yang dikumpulkan OFAC sebagai bagian dari investigasi terhadap entitas yang dipertimbangkan untuk dikenakan sanksi.
Secara keseluruhan, serangan ini berpotensi memberikan informasi penting kepada peretas tentang bagaimana AS merancang sanksi terhadap entitas asing.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3926892/original/067786700_1644288929-white-notebook-black-data-firewall.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)