Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Anggota DPRD DKI Jakarta pantau Makan Bergizi Gratis di SLBN 5 Jakarta

Anggota DPRD DKI Jakarta pantau Makan Bergizi Gratis di SLBN 5 Jakarta

Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Kevin Wu memantau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 5 Jakarta pada Jumat.

Kevin di SLBN 5 Jakarta, Slipi, Jumat, menyebutkan bahwa pemberian MBG di sekolah tersebut dilakukan dengan memperhatikan kekhususan disabilitas para murid.

“Secara menu sama, hanya ketika di dalam kelas, mereka memang punya keterbatasan khusus yang memang berbeda-beda,” kata Kevin kepada wartawan usai memantau Program MBG tersebut.

Murid di sekolah tersebut ada yang tidak bisa mendengar, hambatan dalam berbicara dan sebagainya. “Karena itu memang cara komunikasinya mungkin berbeda,” katanya.

Para murid dikelompokkan sesuai dengan disabilitasnya masing-masing. Kemudian para guru mendampingi para murid berbasis pengelompokan tersebut.

“Jadi mereka tidak dalam kelas besar. Tadi skalanya sekitar 5-6 orang di dalam kelas disajikan, dilayani oleh guru yang khusus, berkebutuhan khusus tersebut. Saya rasa ini sudah sangat baik,” katanya.

Selain itu, Kevin juga mengapresiasi ketepatan waktu distribusi paket makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Palmerah menuju SLBN 5 Jakarta.

“Tadi saya lihat juga pendistribusinya tepat waktu. Dari sisi hariannya sekitar jam 07.30 WIB, tadi saya datang, (paket MBG) sudah datang,” katanya.

Selain itu, kata Kevin, menu MBG juga terhitung mewah, bahkan seperti menu di kafe-kafe. “Tadi saya lihat ada makaroni, kemudian ada telur, ada tahu, ada pisang, ada sayur,” katanya.

Menurut dia, komposisi menu seperti standar di kafe. ‘Ini cukup mewah, bisa pemerataan seperti ini di Jakarta,” ungkap Kevin.

Kepala Sekolah SLBN 5 Jakarta Hani Rustisiani menyebutkan bahwa pemberian MBG di sekolah juga disesuaikan dengan kebutuhan khusus para muridnya.

“Ada yang memang (durasi makannya) 30 menit, ada yang lama sekali, ada yang 15 menit, 10 menit sudah selesai, ada yang 5 menit bahkan sudah habis,” katanya.

Durasi tersebut sesuai dengan kondisi kebutuhan khusus mereka. “Kan anak-anak berkebutuhan itu ada yang tidak mengunyah dengan baik, tidak bisa mengunyah dengan baik,” kata Hani.

Selain itu, pihaknya juga menangani sejumlah tantangan seperti para murid yang tidak terbiasa makan sayur.

Menurut dia, Program MBG mendorong murid-murid untuk terbiasa makan makanan bergizi. “Iya (membantu para murid terbiasa dengan makanan bergizi). Itu karena di sini orang tuanya kalangannya menengah ke bawah,” katanya.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025