Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Bukalapak Resmi Akhiri Layanan Marketplace, Pengguna Bisa Belanja hingga 9 Februari 2024

Bukalapak Resmi Akhiri Layanan Marketplace, Pengguna Bisa Belanja hingga 9 Februari 2024

Jakarta, Beritasatu.com – Bukalapak sebagai salah satu e-commerce di Indonesia mengumumkan secara resmi penutupan layanan marketplace, pada Selasa (7/1/2025).

Bukalapak memutuskan untuk menutup layanan marketplace sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan pasar dan tren digital yang terus berkembang.

Selain menyatakan tutup secara resmi sebagai e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk mengumumkan bahwa fokus mereka akan beralih sepenuhnya ke penjualan produk virtual, seperti pulsa dan token listrik yang dianggap lebih relevan dan menguntungkan di era digital saat ini.

Keputusan ini juga didasarkan pada analisis bisnis yang mendalam, dengan tujuan meningkatkan profitabilitas dan menjaga keberlanjutan bisnis jangka panjang.

Meski begitu, pengguna Bukalapak masih bisa melakukan pemesan produk fisik hingga 9 Februari 2025 dengan batas akhir penambahan produk pada 1 Februari 2025.

Sementara itu, semua pesanan yang belum diproses hingga 2 Maret 2025 akan dibatalkan otomatis, dan dana akan dikembalikan kepada pembeli melalui BukaDompet.

Sejarah Marketplace Bukalapak

Bukalapak didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid di sebuah rumah kos di Bandung pada 10 Januari 2010.

Diketahui tujuan awal dibentuknya Bukalapak, yakni untuk memberikan wadah bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia agar dapat bertransaksi secara online.

Eksistensi Bukalapak sebagai e-commerce mulai dikenal luas saat tren sepeda lipat dan fixed-gear meningkat, dan menjadikan platform ini banyak digunakan sebagai sarana jual beli sepeda dan aksesorisnya.

Seiring waktu, Bukalapak menarik perhatian investor, termasuk Batavia Incubator dan GREE Ventures. Pada 2017, Bukalapak meraih status unicorn setelah mendapatkan pendanaan besar, dengan nilai transaksi yang meningkat secara signifikan.

Pada Agustus 2021, penjualan saham Bukalapak pada masyarakat umum (Initial Public Offering/IPO) menjadi yang terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia, hingga berhasil mengumpulkan sebanyak Rp 21,9 triliun.

Namun, persaingan ketat dengan platform lain seperti Shopee dan Tokopedia memaksa Bukalapak melakukan restrukturisasi. CEO Achmad Zaky digantikan oleh Muhammad Rachmat Kaimuddin pada 2019.

Meskipun mengalami tantangan, Bukalapak mencoba terus berkomitmen untuk mendukung pelapak dan memperluas layanan.

Walau pada akhirnya, Bukalapak memutuskan untuk menghentikan operasi marketplace pada Januari 2025 demi fokus pada produk virtual.