Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cerita Balik Layar Film Ambyar Mak Byar, Padukan Budaya dan Campursari, Ajak Penonton Karaoke Bareng

Cerita Balik Layar Film Ambyar Mak Byar, Padukan Budaya dan Campursari, Ajak Penonton Karaoke Bareng

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nurika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Film berjudul ‘Ambyar Mak Byar’ menampilkan alur cerita budaya yang kental, dengan musik campursari.

Drama musikal yang dibintangi oleh Happy Asmara, Gilga Sahid, Erick Estrada dan beberapa aktor berbakat lainnya rupanya memiliki cerita yang mengesankan di balik proses pengerjaan film.

Sang sutradara Puguh PS Atmadja menceritakan bahwa, film ini dibuat  bermula dari kecintaannya pada musik campursari.

Sang ayah adalah pemain gamelan, sutradara sekaligus penulis pentas seni ketoprak sehingga sejak kecil lekat dengan musik Jawa maupun campursari.

“Awalnya saya bikin rencana dengan sahabat saya mas Aris Kalantara, mas Dedi Abdurrahman, dan Mbak Ajeng membuat film Ambyar Mak Byar belatar belakang campursari dan budaya Jawa,” ungkap Puguh PS Atmadja kepada Tribun Jatim, Sabtu (4/1/2025).

Berlatar belakang campursari dan berbahasa Jawa, film ini menceritakan berjuangan antara Jeru yang diperankan oleh Gilga Sahid dan Bethari oleh Happy Asmara menggapai cinta dan cita mereka.

Selain perjuangan cinta keduanya, film ini juga mengisahkan perjuangan Jeru mengejar impian sebagai musisi bersama sahabat-sahabatnya. Rick (Evan Loss), Novian (Erick Estrada), dan Aruna (Anggie William) sebagai sahabat Jeru yang bersama-sama menghadapi tantangan hidup. 

Alur cerita dari film ini dikemas menarik, dengan sisipan alunan musik yang mengajak penonton ikut bernyanyi, karaoke dan joget bareng.

“Cinta Beda kasta. Jadi perbedaannya bagai langit bumi, rasanya mustahil di satukan. Makanya melalui perjuangan luar biasa dari keduanya, mereka mencapai keinginan bersama baik cita mau cinta,” ungkap Puguh.

“Film ini tidak hanya nangis, tertawa, tegang tapi bisa joget bareng. Sesuatu yang beda dan saya impikan. Jadi ketika adegan nyanyi kita seperti karaoke,” tambahnya.

Dalam film ini, tak sedikit diperankan oleh para musisi atau penyanyi. Mereka harus beradaptasi dengan profesi seni peran.

Puguh menyebut, ada tantangan tersendiri bagi para musisi dalam bermain peran. Mereka harus menyiapkan mental menunggu scene demi scene yang bisa memakan waktu berjam-jam.

“Pasti berat untuk teman-teman yang basicnya bernyanyi. Yang saya coba katakan adalah mental yang harus disiapkan bukan penyanyi tapi pemain peran. Tugas pemain salah satunya nunggu syuting adegan, dan jika aktor beneran nunggu tidak jadi hal sulit tapi kalau latar belakang penyanyi beda,” papar Puguh.

Film yang akan tayang di layar bioskop pada tanggal 9 Januari 2025 ini diperuntukan untuk segala segmen usia. Puguh mengajak para penonton untuk menikmati setiap alur kisah sembari nyanyi bareng, dan merayakan budaya yang penuh kehangatan.

Menariknya, film ini juga memiliki close caption. Menambahkan teks tertutup pada video berarti menyediakan akses informasi bagi komunitas teman tuli. 

“Jadi film ini bisa ditonton untuk teman-teman disabilitas tuna rungu. Yang bisa menyaksikan tanpa hambatan,” ungkap Puguh.