Tradisi Perang Topat di Lombok, Menggali Harmoni dalam Perbedaan

Tradisi Perang Topat di Lombok, Menggali Harmoni dalam Perbedaan

Tidak ada rasa permusuhan atau dendam, melainkan kebahagiaan yang terpancar dari wajah para peserta. Bahkan, ketupat yang jatuh di tanah sering kali dipungut oleh masyarakat untuk dibawa pulang karena diyakini membawa berkah dan keberuntungan.

Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai yang sangat relevan dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu toleransi, kerja sama, dan persatuan. Di tengah perbedaan keyakinan yang ada, masyarakat Lombok mampu menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah penghalang untuk hidup harmonis.

Sebaliknya, perbedaan tersebut dijadikan sebagai kekayaan budaya yang patut dijaga. Perang Topat juga menjadi daya tarik wisata yang menarik banyak pengunjung, baik lokal maupun internasional, yang ingin menyaksikan keunikan tradisi ini.

Pemerintah daerah pun mendukung penuh pelestarian tradisi ini sebagai bagian dari warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan. Dalam konteks modern, tradisi Perang Topat mengajarkan pentingnya menjaga hubungan antarumat beragama dan merawat warisan leluhur.

Ketika banyak konflik yang terjadi karena perbedaan, masyarakat Lombok dengan tradisi ini menunjukkan bahwa harmoni dapat tercapai melalui pemahaman, dialog, dan penghormatan terhadap perbedaan.

Tradisi ini bukan hanya warisan budaya, tetapi juga pelajaran hidup yang relevan untuk seluruh umat manusia, di mana pun mereka berada. Perang Topat adalah pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan kelemahan, dan bahwa tradisi lokal memiliki peran penting dalam membangun identitas dan solidaritas sebuah komunitas.

Penulis: Belvana Fasya Saad