Irigasi Padi Hemat Air Diterapkan di Cirebon, Diharapkan Mampu Tingkatkan Hasil Panen
Tim Redaksi
CIREBON, KOMPAS.com
– Pemerintah mulai menerapkan teknik Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) di areal pertanian Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten
Cirebon
, Jawa Barat.
Pemerintah meyakini, teknik IPHA yang telah berhasil meningkatkan produktivitas panen di daerah lain, juga dapat diterapkan di wilayah Cirebon.
Menteri Pekerjaan Umum
Dody Hanggodo menyampaikan, teknik irigasi padi hemat air telah diterapkan di beberapa wilayah, antara lain di Indramayu. Hasil panennya melimpah dan bahkan bertambah satu hingga dua ton dari teknik konvensional.
“Salah satu percontohan kita untuk irigasi hemat air. Total hampir 88.000 dari daerah irigasi Rentang. Sebenarnya ini proyek percontohan. Tapi sudah sebenarnya bukan percontohan lagi nih. Karena sudah sukses di Indramayu beberapa tahun. Kita tarik ke Cirebon. Kita terapkan di Cirebon. Harapannya di sana sukses, di sini sukses,” kata Dody saat ditemui
Kompas.com
di lokasi tinjauan, Sabtu (4/1/2025) petang.
Dody menjelaskan, teknik IPHA berbeda dengan teknik pertanian konvensional. Letak perbedaan ini berada pada tata cara persemaian bibit, area tanam bibit terdapat sekam bakar untuk mempercepat proses tanam, melebatkan akar, dan memudahkan saat proses perpindahan ke area tanam.
Kedua, teknik IPHA menggunakan metode tanam batang padi yang tidak banyak, artinya satu titik tanam hanya tiga hingga empat tangkai. Terakhir, teknik IPHA utamanya lebih menggunakan air minim alias tidak banyak.
Sejak semula, teknik pertanian IPHA ini, kata Dody, dirancang untuk mengatasi masalah kekurangan air yang kerap kali menjadi kendala utama pertanian. Dengan tata cara tanam seperti ini, Dody menyebut, hasil pertanian justru mengalami peningkatan.
“Yang membedakan sendiri cara tanamnya sedikit beda. Penggunaan air kurang. Tapi yang paling pokok, produksinya naik rata-rata satu dua ton perhektar dari jumlah sebelumnya. Gabah kering ya. Gabah kering 2 ton naik tuh. Itu keren,” tambah Dody.
Namun, teknik ini tidak dapat serta merta menghilangkan hama pertanian. Petani mengeluh banyaknya tikus yang memakan tanam padi saat tumbuh subur.
Atas dasar itu, Dody bersama pihak terkait akan melakukan percobaan membangun rumah burung hantu sebagai predator untuk hama tikus. Burung hantu di sekitar pertanian sangat berfungsi untuk mengendalikan keberadaan hama sekaligus menghindari pestisida yang berlebihan.
Teknik pertanian ini juga akan melibatkan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, dan TNI Angkatan Darat. Pihaknya mulai menyusun SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk memperluas implementasi teknologi IPHA ini ke wilayah lain di Indonesia. Pihaknya menargetkan 88.000 hektare dari daerah irigasi Rentang dan 2.000 hektare di Kamun.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi penerapan teknik IPHA ini, kata Dody, adalah perubahan perilaku petani, yang biasanya bergantung pada penggunaan air yang berlimpah.
Meskipun demikian, Dody optimistis para petani dapat beradaptasi dengan teknik IPHA ini setelah diberikan edukasi mengenai pentingnya efisiensi air. Terlebih lagi, program irigasi padi hemat air ini diandalkan menjadi solusi menghadapi tantangan krisis air mengancam sektor pertanian di Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Irigasi Padi Hemat Air Diterapkan di Cirebon, Diharapkan Mampu Tingkatkan Hasil Panen Bandung 4 Januari 2025
/data/photo/2025/01/04/677924decee66.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)