Korban Penyiraman Air Keras di Yogyakarta Jalani Operasi Tahap Pertama
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Natasya Hutagalung, korban penyiraman air keras di
Yogyakarta
, sudah menjalani operasi tahap pertama di RSUP Dr Sardjito.
Tante Natasya, Tarida Hutagalung mengatakan, operasi tahap pertama ini fokus dalam pengobatan mata dan kulit.
“Saat ini fokusnya lebih ke pengobatan matanya dengan kulitnya. Jadi, sudah melakukan operasi pertama kemarin, sudah pembukaan perban dan sebagainya,” kata Tarida saat dihubungi, Sabtu (4/12/2024).
Ia mengatakan, kondisi mata Natasya sempat bisa melihat, namun dengan durasi yang singkat dan pandangan yang kabur.
Kemudian pada pagi tadi (Sabtu), kedua matanya kembali tidak bisa melihat sama sekali.
“Untuk opnamenya sampai hari apa kita juga belum tahu, karena masih kondisinya sangat-sangat tidak memungkinkan untuk pulang, untuk kembali, karena masih sangat susah makan juga, walaupun sedikit-sedikit, susah,” kata dia.
Lanjut Tarida, keponakannya sekarang sudah bisa berkomunikasi dan juga bisa mendengar dengan baik.
“Untuk berkomunikasi belum bisa penuh lancar, masih kesulitan,” imbuhnya.
Dia menyampaikan, operasi akan kembali dilakukan namun waktunya masih belum ada informasi lebih lanjut dari dokter yang menangani Natasya.
“Katanya akan menyusul selanjutnya (operasi). Hanya belum ada informasi lebih lanjut dari dokter,” beber Tarida.
Menurut Tarida, keluarga berencana membawa Natasya berobat ke Singapura, namun terkendala biaya. Sementara kondisi Natasya masih membutuhkan perawatan secara intensif.
“Tasya pun kalau pun harus dibawa, harus menunggu kesehatannya baik. Jadi, kami kan keluarga ada rencana juga, setidaknya kita akan mengembalikan kepercayaan diri anak kami Natasya ini,” kata dia.
“Jadi, kami pun mengupayakan semaksimal mungkin. Melalui kami kakak beradik keuangan ini untuk membiayai pengobatan anak kami ini,” ucap Tarida.
Sebelumnya, Manajer Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Anu Hermawan, menjelaskan bahwa saat pertama kali masuk ke rumah sakit pada malam Natal, Natasya mengalami luka bakar sebesar 18 persen.
Setelah dilakukan pemeriksaan ulang pada 2 Januari 2025, luka bakar tersebut berkurang menjadi 10 persen.
Namun, luka yang tersisa tergolong cukup berat dengan grade 3 dan cukup dalam.
“Rencana akan dilakukan operasi pemulihan luka yang dalam dan tindakan lebih lanjut,” ungkapnya, Jumat (3/1/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.