Jakarta (ANTARA) – Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Teguh Setyabudi akan mendiskusikan tahap ketiga modifikasi cuaca bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mengantisipasi banjir di Jakarta.
“Untuk yang tahap ketiga ini rencananya besok kita rapatkan, kita lakukan. Masih dengan Biaya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan nantinya untuk akhir tahun masih akan kita laksanakan dengan biaya BTT (Belanja Tidak Terduga),” kata Teguh saat konferensi pers di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (24/12) malam.
Teguh menyebutkan, jika sebelumnya menggunakan biaya BTT harus mengeluarkan status darurat, namun setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencermati Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) terkait dengan BTT, ada mekanisme terkait pergeseran anggaran.
“Jadi dalam kondisi mendesak. Jadi nanti untuk BTT tidak harus mengeluarkan status kondisi darurat, tapi dalam kondisi yang mendesak kalau memang curah hujannya cukup tinggi, kita akan lakukan,” kata Teguh.
Apabila pada Januari 2025 puncaknya masih berstatus curah hujan tertinggi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mencoba tetap memaksimalkan infrastruktur banjir.
Akan tetapi, Pemprov DKI Jakarta juga tetap melakukan upaya-upaya lainnya seperti modifikasi cuaca. Teguh mengatakan, pihaknya tak mau mengambil risiko Jakarta banjir.
Sebelumnya, modifikasi cuaca tahap pertama sudah dilakukan pada tanggal tanggal 7 hingga 9 Desember. Teguh mengatakan, upaya ini bisa dilihat hasilnya dengan kurang lebih bisa mengurangi sekitar 15 sampai 60 persen dari curah hujan.
Sehingga, kata Teguh, hujan yang turun hanya gerimis walaupun tidak kering total.
“Kemudian mitigasi dari BMKG tanggal 15 Desember kemarin juga hujannya cukup tinggi, makanya kemudian kita lakukan lagi untuk tahap kedua 12 sampai 15 Desember. Ini kita lakukan untuk tahap kedua,” kata Teguh.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024