Keunikan lain dari nasi ulam terletak pada pilihan lauk-pauknya yang sangat beragam. Biasanya, nasi ulam disajikan dengan aneka lauk seperti semur daging, ayam goreng, telur dadar iris, tahu atau tempe goreng, hingga sambal terasi pedas manis.
Ada pula tambahan bihun goreng atau perkedel kentang yang membuat hidangan ini semakin menggoda. Tidak ketinggalan, kehadiran lalapan seperti mentimun, kemangi, dan daun selada menambah kesegaran pada hidangan ini.
Kombinasi tersebut menjadikan nasi ulam sebagai hidangan yang tidak hanya lezat, tetapi juga kaya akan nutrisi dan sangat mengenyangkan. Di tengah modernisasi dan perkembangan zaman, nasi ulam tetap bertahan sebagai salah satu ikon kuliner khas Betawi.
Namun, keberadaannya kini mulai tersaingi oleh makanan-makanan cepat saji dan kuliner kekinian. Meski demikian, banyak usaha kuliner tradisional yang terus berupaya melestarikan nasi ulam agar tetap eksis di hati masyarakat.
Warung-warung makan Betawi hingga restoran tradisional masih menyajikan nasi ulam sebagai menu andalan mereka. Bahkan, tidak sedikit festival kuliner yang menjadikan nasi ulam sebagai salah satu hidangan utama untuk memperkenalkan kekayaan budaya Betawi kepada generasi muda.
Dengan segala keunikannya, nasi ulam tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kekayaan budaya dan identitas masyarakat Betawi. Hidangan ini mengajarkan kita tentang pentingnya melestarikan tradisi melalui kuliner.
Oleh karena itu, mencicipi nasi ulam bukan hanya menikmati rasa, tetapi juga merasakan sejarah dan kebanggaan akan kekayaan budaya Indonesia. Jadi, jika Anda berkunjung ke Jakarta atau sekitarnya, sempatkanlah untuk mencicipi nasi ulam dan rasakan sendiri kelezatan warisan kuliner khas Betawi ini.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3282628/original/018853100_1604060522-NASI_ULAM_TRADISI_PERINGATAN_MAULID_NABI_MUHAMMAD__1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)