Mataram, Beritasatu.com – Balai Besar Pengawasan Obat Makanan POM (BBPOM) Mataram berkomitmen memastikan keamanan pangan dari hulu hingga hilir dalam rangka mendukung program revolusioner makan bergizi gratis untuk memastikan kecukupan gizi pada anak-anak sekolah, ibu hamil, menyusui.
Kepala BBPOM Yosef Dwi Irwan Prakasa S menekankan pentingnya menghindari kesalahan dalam proses produksi, pengolahan, dan penyajian program makan bergizi gratis. “Makanan, seperti telur, daging, dan ikan mudah kehilangan gizi jika penanganannya salah. Bahkan, bisa menyebabkan keracunan pangan yang berisiko bagi kesehatan,” jelas Yosef di Mataram, Kamis (26/12/2024).
Dia menilai, makan bergizi gratis yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta, termasuk BBPOM di Mataram ini, adalah program yang sangat revolusioner.
“Sangat luar biasa bagaimana presiden kita menginginkan kecukupan gizi pada anak-anak sekolah, ibu hamil dan menyusui, serta lansia,” ungkap Yosef.
Yosef berharap, program ini dapat memberikan manfaat besar dan mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif di desa-desa. “Program makan bergizi gratis ini bisa mengangkat ekonomi sepanjang bahan bakunya bersumber dari lokal dan tentunya mendukung swasembada pangan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB) Baiq Nelly Yuniarti menyatakan, Dinas Perdagangan NTB siap mendukung program makan bergizi gratis. “Insyaallah pada 9 Januari akan uji coba untuk Kota Mataram,” kata Nelly.
Menurut Nelly, perhatian utama adalah stok kebutuhan pangan. Menurutnya, stok bulanan telah diidentifikasi, tetapi produksi untuk bulan ketiga dan keempat perlu diperhatikan.
Baiq mengungkapkan, NTB adalah penghasil beras. Sementara komoditas ikan, sayur, dan telur perlu ditingkatkan. “Kalau beras kita tidak khawatir karena kita penghasil beras, tetapi bagaimana dengan ikan, sayur, dan telur. Kita penghasil, tetapi tidak dominan,” tambahnya.
Program makan bergizi gratis ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat NTB, terutama dalam kecukupan gizi dan peningkatan ekonomi lokal.