Kelima, Tupping Banguk Khabit (Mulut Sompel) memiliki karakter berbicara terbata-bata yang bertugas di Gunung Cukkih Selat Sunda. Keenam, Tupping Bekhak Banguk (Mulut Lebar) bertugas keliling gunung dengan karakter berbicara keras dan tegas. Ketujuh, Tupping Mata Sipit (Mata Sipit) bertugas di Batu Payung memiliki berpikir banyak ide-ide.
Kedelapan, Tupping Banguk Kicut (Mulut Mengot), bertugas di Gunung Karangan ahli dalam menyampaikan sandi-sandi. Kesembilan, Tupping Pudak Bebai (Muka Perempuan) bertugas di Tanjung Selaki berkarakter seperti wanita. Kesepuluh, Tupping Mata Kedugok (Mata Ngantuk) bertugas di Anjak Kekhatuan Tugok Matakhani Minjak (Timur), memiliki sifat pendiam.
Kesebelas, Tupping Mata Kicong (Mata Sebelah), bertugas di Tuku Tiga memiliki karaker siap siaga dan tidak pernah tidur. Terakhir, Tupping Ikhung Pisek (Hidung Pesek), bertugas di Sumokh Kucing mempunyai karakter apa adanya.
Saat ini tuping ditampilkan saat perayaan pesta pernikahan dan festival hiburan. Untuk dapat melestarikan kesenian tersebut, pada 2016 Kemdikbud menetapkannya sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia asal Provinsi Lampung.