Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kebijakan Trump yang Picu Perang Dagang Berisiko Tekan Rupiah Lebih Dalam

Kebijakan Trump yang Picu Perang Dagang Berisiko Tekan Rupiah Lebih Dalam

Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memicu perang dagang pada 2016-2019, dikhawatirkan akan kembali diterapkan, sehingga menekan rupiah lebih dalam ke depan. 

“Jadi kita tahu, pada periode pertama Donald Trump terjadi perang dagang, terutama antara AS dan China 2016 sampai 2019, itu memicu volatilitas pasar keuangan cukup tinggi,” ujar Head of Macroeconomic and Financial Market Research PT Bank Mandiri Tbk Dian Ayu Yustina Dian Ayu Yustina dalam “Investor Market Today” di IDTV, Senin (23/12/2024).

Menurut Dian, perang dagang (trade war) akibat ulah Trump akan memicu gangguan perdagangan dunia sehingga volume turun. Dampak lebih lanjut, berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global. “Itu yang ditakutkan terjadi hal yang sama, karena Trump sudah mengemukakan niatnya untuk menerapkan tarif tambahan,” kata dia.

Dikatakan Dian, penambahan tarif itu utamanya diterapkan pada China, Meksiko, dan Kanada. Sementara ketiga negara tersebut merupakan sumber impor utama AS. Langkah Trump itu bertujuan mengurangi defisit perdagangan dengan negara-negara tersebut. “Potensi perdangagan akibat kebijakan Trump itu perlu diwaspadai karena berdampak pada rupiah,” kata dia.

Sebelumnya, rupiah melemah dan berpotensi masih akan terjadi hingga awal 2025 mengingat banyak ketidakpastian, terutama penantian pasar atas pelantikan Donald Trump pada 20 Januari 2025.

“Pada 20 Januari Donald Trump dilantik. Jadi nanti akan lebih jelas lagi kebijakan-kebijakan apa yang akan diambil Donald Trump secara resmi ketika memegang kendali pemerintahan di Amerika,” tutur Dian.