Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

14 Tahun Guru SMP Tempuh Jarak 80 Km Demi Ngajar Tiap Hari, Jalan Kaki Lintas Provinsi usai Dimutasi

14 Tahun Guru SMP Tempuh Jarak 80 Km Demi Ngajar Tiap Hari, Jalan Kaki Lintas Provinsi usai Dimutasi

TRIBUNJATIM.COM –  Tengah viral di media sosial sosok guru SMP jalan kaki 15 km setelah dimutasi.

Guru itu diketahui bernama Andrianto.

Pria berusia 45 tahun itu viral setelah jalan kaki lintas provinsi.

Itu semua adalah nazarnya jika berhasil dimutasi.

Sudah 14 tahun ia tempuh jarak 80 km untuk mengajar.

Dalam narasi yang beredar, guru yang berdomisili di Wonogiri, Jawa Tengah, seteiap hari menempuh jarak sekitar 80 kilometer untuk mengajar di Magetan, Jawa Timur.

Andrianto mengaku kehilangan waktu untuk keluarganya karena harus menempuh total 4 jam perjalanan setiap harinya.

Ia mengusahakan mutasi demi mendapatkan kesempatan mengajar di Wonogiri agar dekat dengan rumahnya.

Dalam video viral, Andrianto tampak dilepas dengan haru oleh para rekan sejawat dan murid-muridnya.

Andrianto mengajar di SMP Negeri 2 Plaosan, Kabupaten Magetan.

Sedangkan rumahnya berada di Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Setiap harinya, ia mengendarai motor dengan jarak 80 kilometer selama 14 tahun mengajar.

“Saya sudah 14 tahun di Magetan. Jarak dari rumah Tirtomoyo ke sekolah itu 70-80 km. Setiap hari naik motor, perjalanan 2 jam, berangkat setelah subuh jam 5 pagi, sampai sekolah jam 7,” jelasnya, dikutip dari Tribun Solo via TribunJabar.

Selama belasan tahun ia sudah mengajukan beberapa kali mutasi agar dekat dengan keluarga dan bisa mendampingi anaknya.

Apalagi, Andrianto juga sedang menunggu kelahiran anak ketiganya.

“Orang bekerja kalau jauh dari keluarga itu kan setelah lama inginnya dekat dengan keluarga, anak saya juga butuh pendampingan,” ujarnya.

Dia mengaku mulai mengajukan mutasi untuk pindah mengajar sejak tahun 2018 lalu.

Namun, permohonan itu ditolak karena tidak ada guru yang menggantikan posisinya di SMP Negeri 2 Plaosan, Magetan.

Ia pun tidak menyerah dan kembali mengajukan mutasi dan tidak disetujui karena regulasi posisi pengganti.

“Kalau total mengajukan mutasi dari Magetan 3 kali, dari Wonogiri 2 kali. Jadi total 5 kali,” katanya.

Bulan Juli 2024, pengajuan mutasinya mulai diterima karena saat itu ada guru yang akan menggantikan posisinya.

“Setelah diterima berkasnya harus naik ke Gubernur, Kemendagri dan BKN alurnya. Lalu akhir Oktober dapat SK, di SK dinyatakan saya pindah per 1 November, itu jadi acuan secara birokrasi,” katanya.

Andrianto menyampaikan, saat proses mutasinya berjalan, ia pernah bernazar di hadapan rekan-rekan guru.

Ia mengatakan, akan berjalan kaki lintas provinsi Jawa Timur ke Jawa Tengah bila permohonan mutasinya disetujui.

Aksi jalan kaki lintas provinsi dilakukannya dari SMP Negeri 2 Plaosan sampai ke Wonogiri, tepatnya di Kecamatan Puhpelem. 

Jaraknya kurang lebih 15 kilometer dan melintasi 8 desa.

“Perjalanan 5 jam dari Puhpelem ke rumah lanjut menggunakan motor. Jadi jalan kaki dari Jawa Timur ke Jawa Tengah,” katanya.

 Nazar itu dilakoninya pada 31 Oktober 2024 lalu, tepat hari terakhir Andrianto mengajar di SMP Negeri 2 Plaosan.

Video aksinya itu, ia unggah ke media sosial pada 1 November 2024.

“Niatnya hanya berbagi rasa syukur, tidak ada niatan ingin viral. Luapan kegembiraan saja. Sekarang sudah lega,” kata Andrianto.

Sebelumnya, Andrianto mengaku hampir putus asa dan berniat untuk resign demi mendampingi anak-anaknya.

Karena ia harus menempuh 4 jam perjalanan untuk mengajar.

“Perasaan lega karena saya sudah sampai mikir kalau tidak bisa (pindah) mau pensiun dini, mau resign saja mendampingi anak,” katanya.

Saat ini lokasi mengajarnya dekat dengan lokasi istrinya mengajar. 

Istrinya merupakan guru SD dan anak-anaknya juga bersekolah di tempat ia dan istrinya mengajar.

“Sekarang jadi 1 lokasi (dekat). Kalau berangkat bareng-bareng. Sekarang jaraknya 3 km, kurang dari 10 menit, sebelumnya perjalanan 2 jam paling cepat,” pungkas Andrianto.

Sebelumnya juga viral sosok guru Rahmayani, yang ajari warga baca Al Quran tanpa bayaran.

Rahmayani merupakan guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Asahan.

Ia mengabdikan waktu luangnya untuk mengajar Al Quran bagi warga Pulau Rakyat tua, Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan.

Rahmayani mendirikan program belajar Al Quran gratis bagi masyarakat Desa Pulau Rakyat Tua.

Tanpa pamrih, Rahmayani meluangkan waktu dan tenaga untuk mengajarkan baca tulis Al Quran kepada siapa saja yang ingin belajar, dari anak-anak hingga orang dewasa.

“Saya melihat banyak sekali masyarakat di sini yang ingin belajar Al-Qur’an, namun terkendala biaya dan akses. Maka dari itu, saya berinisiatif untuk membuat program belajar gratis ini,” ungkap Rahmayani di Pulau Rakyat, dilansir dari laman Kemenag via TribunJabar.

Perjalanan Rahmayani dalam memberantas buta aksara Al Quran tidaklah mudah.

Berbagai tantangan harus dihadapinya seperti keterbatasan saran dan prasarana.

Akan tetapi, semua rintangan itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus berbagi ilmu.

“Awalnya, hanya ada beberapa orang yang tertarik untuk belajar. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah santri semakin bertambah. Ini menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk terus berjuang,” imbuhnya.

Diketahui, Rahmayani menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif agar para santri tidak mudah bosan.

Ia menggunakan berbagai media pembelajaran, seperti papan tulis dan diagram ilmu tajwid sehingga bisa mempermudah pemahaman materi.

“Saya berusaha membuat suasana belajar yang menyenangkan agar para santri tidak merasa terbebani. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah menyerap ilmu,” jelasnya.

Program belajar Al Quran gratis yang digagas Rahmayani telah memberikan dampak positif yang sangat besar bagi masyarakat Desa Pulau Rakyat Tua.

Kini, banyak warga yang sudah bisa membaca Al Quran dengan lancar.

Seorang santri berna Keysa mengaku sangat bersyukur kini bisa membaca Al Quran semenjak belajar bersama Rahmayani.

“Saya sangat bersyukur bisa belajar Al-Qur’an di sini. Dulu, saya tidak bisa membaca Al-Qur’an sama sekali. Sekarang, saya sudah bisa membaca surat-surat pendek,” ujar Keysa salah seorang santri.

Program pengajaran Al Quran yang digagas Rahmayani ini pun diketahui oleh pimpinan MIN 3 Asahan, Tohiruddin Hasibuan, S.Pd., M.M.

Ia sangat mengapresiasi kepada guru yang terus memberikan ilmu pengetahuan mereka tidak hanya di madrasah melainkan di lingkungan masyarakat.

“Saya sangat bangga terhadap salah satu guru di madrasah kita, ibu Rahmayani telah menaburkan kebaikan dengan mengajar Al-Qur’an dirumahnya. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai kementerian agama dapat memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat di sekitar,” Ucapnya.

Tohiruddin menambahkan, kegigihan Rahmayani dalam memberantas buta Al Quran perlu diapresiasi.

Tindakannya itu sudah menginspirasi banyak orang untuk ikut serta dalam memajukan pendidikan agama di masyarakat.

Rahmayani ternyata tidak hanya mengajar, ia aktif melakukan sosialisasi kepada orang tua murid tentang pentingnya pendidikan agama bagi anak-anak.

Ia mengajak orang tua untuk mendukung penuh program ini agar anak-anak mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang Qurani.

Rahmayani berharap program Al Quran gratis yang ia dirikan bisa terus berjalan dan berkembang.

Ia juga berharap semakin banyak orang yang terinspirasi untuk ikut serta dalam upaya memberantas buta aksara Al Quran.

“Saya ingin agar semua masyarakat di Desa Pulau Rakyat Tua bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan begitu, mereka akan lebih dekat dengan Allah SWT,” harapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com