TRIBUNJATIM.COM – Seorang pria berhasil mengetahui rahasia tersembunyi yang ditutupi sang ibu.
Saat ibunya meninggal dunia, pria ini akhirnya mengetahui rahasia tersembunyi tersebut.
Begitu mengetahui fakta tentang ibunya, pria ini langsung menangis tersedu.
21 tahun rahasia tersebut disimpan oleh sang ibu.
Lantas, apa rahasia tersembunyi yang akhirnya diketahui pria tersebut?
“Dia menyembunyikan kebenaran selama 21 tahun, dia bukan ibu kandung saya. Dia mengadopsi saya selama 21 tahun…”, kalimat berbagi tangis Hong Phuoc Cuong (22 tahun, tinggal di Distrik 6, Kota Ho Chi Minh, Vietnam) menerima ribuan “hati” di jejaring sosial TikTok, seperti dikutip TribunJatim.com via Tribunnewsmaker.com, Senin (23/12/2024).
Ibu Phuoc Cuong, Ny. Hong Mai Huong (lahir 1971), meninggal dunia pada tahun 2023 karena komplikasi stroke.
“Pagi itu, saya bahkan bilang padanya ‘Bu, saya berangkat kerja’. Ibu dengan senang hati menjawab ‘hati-hati anakku’.”
“Namun ketika saya kembali pada siang hari, ibu saya sudah tiada,” kenang Hong Phuoc dengan sedih.
Katanya, ibu dan putranya awalnya tinggal di Da Lat (Lam Dong). Ketika dia berumur 9 tahun, ibu dan anak pergi ke Kota Ho Chi Minh untuk berbisnis.
Selama bertahun-tahun, tidak ada seorang pun yang memberitahunya tentang identitas aslinya.
Di hari meninggalnya ibunya, Phuoc Cuong tampak pingsan karena kesedihan, namun ia tetap berusaha mengurus pemakaman ibunya dengan tuntas.
Setelah tujuh minggu beribadah, Cuong diungkapkan oleh saudara perempuan kandung ibunya: “Dia bukan ibu kandung saya.”
Rahasia besar itu membuat Cuong menangis tersedu-sedu.
Anak yang menangis tersedu setelah tahu rahasia ibunya (TikTok)
“Bu, kuharap aku bisa menemukanmu lagi di kehidupan selanjutnya dan mengganggumu sekali lagi.”
“Jika ada akhirat, izinkan aku menjadi anak kandungmu. Sepanjang hidup ini, apapun yang terjadi, aku tidak akan melupakanmu, ibuku yang hebat,” Cuong mengingatkan mendiang ibunya.
Setiap hari bersama ibuku adalah kenangan yang indah.
Sejak kecil hingga dewasa, Phuoc Cuong selalu “menempel pada ibunya seperti ular”.
Selama lebih dari 20 tahun hidupnya, ia selalu ditemani ibunya di setiap langkahnya.
Tinggal bersama ibu, saya tidak pernah menyangka menjadi anak angkat. Cinta dan perhatian ibu saya membuat saya tidak dapat menyadari kebenaran itu,” Cuong berbagi.
Sejak pindah ke Kota Ho Chi Minh, ibu Cuong telah melakukan segalanya untuk mendapatkan uang guna membesarkan anak-anaknya.
Ada suatu masa ketika ibunya mengerjakan dua pekerjaan sekaligus, menyajikan bubur di pagi hari dan menyajikan mie
di sore hari.
Ada juga saat ibunya berjualan kue dan minuman ringan di pinggir jalan.
“Ketika kesehatannya melemah, ibu saya hanya tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga, sesekali mengumpulkan sisa makanan dan botol untuk dijual,” kata Cuong.
Cuong sendiri menyelesaikan sekolah menengah dan bekerja di berbagai pekerjaan seperti pembuatan bendera, pembuatan suku cadang mobil, percetakan terpal periklanan, pembuatan plastik.
Kemudian, dia pindah untuk bekerja sebagai porter dan pengantar barang di pasar grosir dan saat ini bekerja untuk sebuah perusahaan dekorasi.
“Ibu saya membesarkan saya dengan penuh perhatian dan mengajari saya dengan hatihati namun tidak terlalu kasar. Jika kita berbicara tentang kenangan ibu saya, 21 tahun terakhir ini, setiap hari yang dihabiskan bersama ibu saya adalah kenangan indah bagi saya. Saya tidak bisa membalas kebaikan ibu saya yang telah membesarkan saya sepanjang hidup saya,” kata Cuong.
Sementara itu, cerita lain dialami pasangan suami istri baru menikah satu ini.
Pilu suami yang pasrah merelakan istri yang baru saja dinikahinya meninggal dunia.
Hal pilu tersebut dialami oleh pria bernama Nur Kholik (26).
Hari bahagia yang dialaminya hanya berlangsung sesaat, setelah sang istri Rika Amiyana (26) meninggal dunia saat pesta pernikahan berlangsung.
Pria yang merupakan karyawan perusahaan swasta di Candipuro, Lampung Selatan itu juga menjelaskan detik-detik meninggalnya sang istri.
Peristiwa memilukan itu terjadi saat Nur Kholik baru saja melangsungkan acara akad nikah dengan sang pujaan hati, Rika Amiyana (26), Kamis (5/12/2024) lalu.
Kebetulan Nur Kholik dan Rika sama-sama berasal dari Pekon Air Naningan, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus.
Namun, momen bahagia itu hanya berlangsung sekejap.
Rika sempat mengeluh pusing hingga pingsan di atas pelaminan.
Nur Kholik tak bisa berbuat banyak saat menyaksikan Rika mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Secanti, Gisting.
Untuk mengetahui detik-detik kisah pilu itu, berikut petikan wawancara khusus Tribun Lampung dengan Nur Kholik, Minggu (8/12/2024).
Bisa dijelaskan kapan dan jam berapa akad nikah tersebut dilaksanakan?
Akad nikah dilaksanakan sekitar jam 9 pagi.
Setelah akad, resepsi langsung dimulai, dan pada jam 10 dilanjutkan dengan prosesi sungkeman.
Bagaimana kondisi mendiang Rika sebelum dan selama akad?
Saya bertemu Rika setelah akad, tepat setelah ijab kabul dinyatakan sah.
Saat itu Rika keluar dari kamarnya diiringi dua orang.
Dari awal saya sudah melihat wajahnya terlihat pucat, meskipun ia sudah dirias.
Ketika kami duduk di meja akad untuk menandatangani buku nikah dan melakukan serah terima mahar, saya sempat tersenyum tipis.
Namun, di dalam hati sudah mulai khawatir.
Setelah itu, ketika prosesi sungkeman, kondisi Rika semakin lemah, terutama saat mulai bersalaman dengan tamu undangan.
Jadi, Mas Kholik sendiri yang pertama menyadari kondisi Rika yang sudah pucat?
Iya, saya yang pertama melihatnya.
Dari awal ia keluar, saya merasa ada yang berbeda.
Meskipun ia sudah dirias, tapi tidak seperti biasanya. Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Apa tindakan pertama yang Mas lakukan saat melihat kondisi sang istri?
Ketika melihat dia lemas, saya langsung bertanya, “Masih bisa berdiri, tidak?” Rika bilang tidak kuat, jadi saya memintanya duduk saja.
Tidak lama kemudian, perhatian tamu mulai tertuju ke Rika, yang semakin terlihat lemah.
Tiba-tiba dia pingsan.
Saya langsung membawanya ke kamar dan kami mencoba memberikan pertolongan pertama.
Berapa lama jeda waktu dari kondisi memburuk hingga meninggal dunia?
Setelah pingsan, saya membawa Rika ke kamar.
Kami segera melepaskan sanggul dan baju kebayanya agar dia bisa bernapas lebih lega.
Tapi kondisinya semakin memburuk, hingga akhirnya kami memutuskan untuk membawa Rika ke puskesmas terdekat.
Di puskesmas, dokter mencoba memberi oksigen dan melakukan pemeriksaan.
Namun, karena kondisinya sudah kritis, dokter menyarankan untuk segera dirujuk ke rumah sakit.
Sayangnya, Rika sudah tidak bisa tertolong.
Bagaimana perasaan Mas Kholik saat melihat kondisi istri yang sudah tidak berdaya?
Perasaan saya campur aduk.
Saya ingin menangis, tapi tetap mencoba pasrah.
Di puskesmas, saya terus berharap meskipun dokter sudah memberi tanda-tanda bahwa kondisinya kritis.
Saya masih yakin dia bisa diselamatkan.
Namun, di rumah sakit, dokter memastikan bahwa Rika telah tiada.
Itu momen yang sangat berat bagi saya.
Apakah sebelumnya Rika memiliki riwayat penyakit?
Iya, dari penjelasan keluarga, Rika memiliki kelainan pada jantungnya.
Sebelumnya, dia sempat berkonsultasi ke dokter dan disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit.
Tapi, karena akad nikah tinggal satu hari lagi, Rika memilih untuk tidak memberi tahu siapa pun (merahasiakan) dan tetap melanjutkan acara.
Bagaimana Mas Kholik menghadapi kesedihan dan kehilangan ini?
Saya sangat terpukul, tapi berusaha tegar.
Dukungan keluarga dan teman-teman sangat membantu saya melewati masa sulit ini.
Banyak yang memberikan doa dan simpati, bahkan dari orang-orang yang tidak saya undang ke pernikahan.
Apa pesan atau kenangan terakhir yang paling berkesan dari sang istri?
Rika adalah sosok yang tulus dan menerima saya apa adanya.
Perjalanan kami sejak 2019 penuh liku, tapi kami tetap bertahan hingga akhirnya menikah.
Kami sudah merencanakan banyak hal bersama, namun mungkin Allah punya rencana lain.
Kenangan itu akan selalu saya simpan di hati.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com