Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan melakukan pembalasan setelah serangan drone Ukraina menghantam gedung-gedung residensial di kota Kazan, wilayah Tatarstan, Rusia. Dalam pernyataan yang disampaikan melalui tautan video pada acara pembukaan jalan, Putin memberikan peringatan tegas kepada Ukraina.
“Siapapun yang mencoba menghancurkan negara kita, mereka akan menghadapi kehancuran yang jauh lebih besar dan akan menyesali apa yang mereka lakukan,” kata Putin kepada pemimpin lokal Tatarstan, dilansir Al Jazeera, Senin (23/12/2024).
Pada Sabtu pagi, enam drone Ukraina menghantam gedung-gedung residensial di Kazan, sementara satu drone lainnya menargetkan fasilitas industri. Meski tidak ada laporan resmi tentang korban jiwa, laporan media menyebutkan tiga orang mengalami luka ringan akibat pecahan kaca jendela yang pecah.
Video yang beredar di media sosial Rusia menunjukkan momen ketika drone menghantam gedung tinggi berlapis kaca dan memicu bola api besar. Meski begitu, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat serangan tersebut.
Kazan terletak lebih dari 1.000 kilometer dari perbatasan Ukraina, dan meskipun Ukraina tidak secara resmi mengeklaim bertanggung jawab atas serangan itu, banyak pihak yang menganggapnya sebagai balasan atas serangan rudal Rusia terhadap Kyiv.
Putin sebelumnya telah mengancam akan menyerang pusat kota Kyiv dengan rudal balistik hipersonik sebagai tanggapan atas serangan Ukraina di wilayah Rusia. Ancaman terbaru ini menambah ketegangan di tengah eskalasi konflik antara kedua negara.
Kemajuan Rusia di Medan Perang
Sementara itu, Rusia mengklaim telah mencapai kemajuan baru di medan perang di wilayah timur Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan melalui Telegram bahwa pasukannya telah “membebaskan” desa Lozova di wilayah timur laut Kharkiv dan Krasnoye, yang disebut Sontsivka oleh Ukraina.
Krasnoye terletak di dekat pusat sumber daya Kurakhove, yang hampir dikepung oleh pasukan Rusia dan dianggap sebagai target strategis penting dalam upaya Moskow untuk merebut seluruh wilayah Donetsk.
Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah mempercepat serangannya di timur Ukraina, dengan tujuan menguasai sebanyak mungkin wilayah sebelum Presiden terpilih AS, Donald Trump, resmi menjabat pada Januari mendatang.
Adapun Trump telah berjanji untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun ini dengan cepat, meskipun belum memberikan rincian konkret terkait kesepakatan gencatan senjata atau perdamaian.
Tentara Rusia mengeklaim telah merebut lebih dari 190 permukiman Ukraina sepanjang tahun ini. Di sisi lain, Kyiv terus berjuang mempertahankan wilayahnya di tengah kekurangan tenaga dan amunisi.
(luc/luc)