TRIBUNNEWS.COM – Delegasi tingkat tinggi Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa jumlah penjara yang dikelola oleh rezim Bashar al-Assad di Suriah jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Hal ini terungkap saat kunjungan resmi delegasi AS ke Suriah pada Jumat, 20 Desember 2024, yang merupakan kunjungan pertama pejabat AS ke negara tersebut dalam 12 tahun terakhir.
Penemuan Mengejutkan Mengenai Penjara
Delegasi tersebut bertemu dengan anggota kepemimpinan sementara Suriah untuk mendesak pembentukan pemerintahan yang inklusif dan untuk mencari warga negara AS yang hilang selama konflik.
Roger Carstens, Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Penyanderaan, menyatakan bahwa jumlah penjara tempat para tahanan disiksa dan dibunuh oleh rezim Assad diperkirakan lebih dari 40, jauh lebih banyak dari dugaan awal yang hanya 10 hingga 20 penjara.
“Kami kira mungkin ada 10 atau 20,” kata Carstens.
Fokus pada Penjara dan Pencarian Warga AS yang Hilang
Carstens menambahkan bahwa AS memiliki sumber daya terbatas di Suriah dan akan fokus pada enam penjara dalam upaya untuk menentukan nasib Austin Tice, seorang jurnalis AS yang hilang di Suriah sejak 2012.
“Kami tidak akan berhenti sampai kami menemukan informasi yang kami butuhkan untuk menyimpulkan apa yang terjadi pada Austin,” ujarnya.
Sementara itu, FBI tidak dapat hadir di Suriah untuk mencari warga AS yang hilang, tetapi ada kemungkinan situasi ini akan berubah di masa depan.
AS juga terus bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah dan media berita di Suriah.
Penjara Saydnaya: Simbol Penyiksaan
Di antara penjara yang dikenal, Penjara Saydnaya menjadi sorotan utama.
Terletak sekitar setengah jam dari pusat kota Damaskus, Saydnaya dikenal sebagai tempat di mana ribuan tahanan disiksa.
Menurut laporan, lebih dari 30.000 tahanan diperkirakan tewas di penjara ini sejak dimulainya perang Suriah pada tahun 2011.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).