Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia mengalami penurunan tajam lebih dari 2% pada Rabu (18/12/2024) dan mencapai posisi terendah dalam satu bulan.
Penurunan ini terjadi setelah Federal Reserve AS (The Fed) menurunkan suku bunga sesuai ekspektasi, tetapi memberikan sinyal akan memperlambat laju pemangkasan di masa mendatang. Kebijakan ini memperkuat dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan imbal hasil obligasi.
Dilansir dari Reuters, harga emas spot turun 2,1% menjadi US$ 2.589,91 per ons, menandai level terendah sejak 18 November 2024. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup melemah 0,3% di angka US$ 2.653,30 per ons.
Tai Wong, seorang pedagang logam independen mengatakan pasar emas tertekan oleh kekhawatiran investor terhadap komentar Ketua The Fed Jerome Powell, yang menyatakan bahwa penurunan suku bunga akan berlangsung lebih lambat seiring dengan kemajuan inflasi.
“Harga emas dunia yang turun di bawah US$ 2.600 kemungkinan akan membuat sebagian investor waspada,” ujarnya.
Wakil presiden dan ahli strategi logam di Zaner Metals, Peter Grant optimistis terhadap tren jangka panjang emas.
“Saya melihat konsolidasi saat ini sebagai pola yang mendukung kelanjutan tren naik emas dalam jangka panjang. Tren tersebut kemungkinan akan kembali terjadi pada kuartal pertama 2025,” katanya.
Dengan kebijakan The Fed yang cenderung berhati-hati dan data ekonomi penting yang akan dirilis, harga emas dunia masih berada di bawah tekanan hingga akhir tahun.