TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Nilai ekspor Jawa Tengah (Jateng) pada bulan November 2024 tercatat mencapai US$ 962,90 juta, mengalami penurunan sebesar 2,25 persen dibandingkan bulan Oktober 2024.
Kepala BPS Provinsi Jateng, Endang Tri Wahyuningsih menyebutkan, penurunan ini terutama dipicu oleh turunnya ekspor nonmigas.
“Penurunan ini lebih disebabkan karena turunnya ekspor nonmigas sebesar 3,75 persen. Sebaliknya, untuk ekspor migas naik cukup tinggi sebesar 59,10 persen,” kata Endang pada pemaparan secara daring, Senin (16/12/2024).
Dibandingkan tahun lalu, nilai ekspor Jateng mengalami kenaikan sebesar 9,54 persen.
Dia menjelaskan, kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan pada sektor migas dan nonmigas, di mana ekspor nonmigas meningkat sebesar 5,42 persen.
“Sedangkan (sektor) migas naik lebih tinggi lagi, sebesar 3.557,84 persen,” lanjutnya.
Berdasarkan sektor, tercatat, ekspor nonmigas menyumbang 96,13 persen dari total ekspor pada bulan November 2024.
Sementara itu, kontribusi ekspor migas tercatat sebesar 37,31 persen, diikuti oleh sektor pertanian sebesar 19,23 persen dan sektor tambang sebesar 0,06 persen.
Secara bulanan (month-to-month), pada November 2024, sektor pertanian, tambang, dan industri mengalami penurunan, sedangkan ekspor migas mengalami kenaikan yang signifikan.
Rincian penurunan masing-masing sektor, pertanian sebesar 14 persen, tambang sebesar 57,14 persen, dan industri sebesar 3,49 persen.
Dalam hal pangsa pasar, Amerika Serikat tetap menjadi tujuan ekspor terbesar bagi Jateng dengan kontribusi sebesar 40,11 persen dari total ekspor nonmigas.
Diikuti oleh Jepang dengan 8,18 persen, Tiongkok 7,78 persen, serta diikuti negara-negara lain seperti Belanda, Korea Selatan, Malaysia, Jerman, India, Thailand, dan Australia.
Untuk ekspor ke negara-negara ASEAN, kontribusinya mencapai 8,49 persen dengan nilai sebesar US$ 78,56 juta.
Sementara ke Uni Eropa, pangsa ekspor Jateng sebesar 12,18 persen dengan nilai mencapai US$ 112,77 juta. (*)