Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Diguncang Gempa, Vanuatu Pernah Jadi Salah Satu Negara Paling Bahagia di Dunia

Diguncang Gempa, Vanuatu Pernah Jadi Salah Satu Negara Paling Bahagia di Dunia

Jakarta, Beritasatu.com – Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di kawasan Pasifik yang dikenal sebagai salah satu tempat paling bahagia di dunia. Namun, pada Selasa (17/12/2024), negara ini mengalami kehancuran akibat gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang ibu kota, Port Villa.

Gempa tersebut mengakibatkan 14 korban jiwa, merusak dua waduk, sejumlah kedutaan asing, dan sebuah rumah sakit.

Vanuatu yang memiliki bentuk seperti katapel, terdiri lebih dari 80 pulau dan terletak sekitar 2.000 kilometer di timur Australia.

Negara ini menempati peringkat empat besar negara paling bahagia di dunia, serta yang terbahagia di luar Amerika, menurut Indeks Happy Planet. Peringkat ini didasarkan pada faktor-faktor kesejahteraan, harapan hidup, kesetaraan, serta keberlanjutan lingkungan.

Sejak meraih kemerdekaan dari pemerintahan bersama Perancis dan Inggris pada 1980, seluruh tanah di Vanuatu dimiliki oleh penduduk asli, ‘ni-Vanuatu’, dan tidak dapat diperjualbelikan kepada orang asing.

Survei yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional Vanuatu (VNSO) pada 2011 menunjukkan, mereka yang memiliki hak atas tanah cenderung merasa lebih bahagia dibandingkan yang tidak memilikinya.

Sekitar tiga perempat dari 298.000 penduduk Vanuatu tinggal di daerah pedesaan, dengan mayoritas penduduk memiliki akses terhadap tanah untuk hidup dan bertani.

Kalulu Taripoawia, seorang pemimpin warga, menyatakan bahwa sejak kecil mereka telah terbiasa bekerja di ladang. “Itu memberi kami makanan, dan kami bahagia karena mengolah tanah kami sendiri,” ujarnya dilansir dari Travel BBC, Rabu (18/12/2024).

Marcel Merthelorong, seorang novelis asal Vanuatu, menjelaskan, masyarakat Vanuatu sangat menghargai lingkungan mereka. 

“Kebahagiaan kami berasal dari rasa hormat terhadap alam, bagaimana kami mengelola tanah dan air,” ujarnya.

Survei yang sama juga mencatat, barang-barang seperti babi, ubi, dan kava (sejenis tanaman dari Pasifik Selatan yang digunakan untuk meredakan stres) mudah didapat dan diperdagangkan tanpa menggunakan uang.

Sero Kuatonga, seorang seniman Vanuatu, menambahkan bahwa warga Vanuatu tidak memandang uang seperti orang-orang di negara lain. 

“Kami tidak tergantung pada uang seperti orang di negara lain. Ketika mereka kehabisan uang, mereka menjadi stres,” katanya.

Sebagai tambahan, kebahagiaan masyarakat Vanuatu juga berasal dari hubungan mereka yang erat dengan tradisi serta lanskap alam yang beragam, mulai dari pegunungan berbatu hingga terumbu karang. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Vanuatu dikenal sebagai negara yang paling bahagia di dunia.

Kata “Vanuatu” dalam bahasa asli mereka berarti “Tanah kami selamanya”.

Dengan 139 bahasa asli yang digunakan oleh penduduknya, Vanuatu menjadi salah satu negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak di dunia.

Sero Kuatonga juga mengatakan bahwa bahasa asli mereka merupakan kebanggaan besar bagi warga Vanuatu. “Kami bahagia karena bahasa kami, bukan karena kami memiliki rumah yang indah,” ujarnya.

Sekitar 92% penduduk Vanuatu menggunakan bahasa asli mereka sebagai bahasa utama, dan sebagian besar juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang pertanian tradisional, sejarah keluarga, serta pentingnya flora dan fauna.

Namun, meski negara ini kaya akan kebahagiaan dan tradisi, Vanuatu masih menghadapi berbagai tantangan. Terletak di Cincin Api Pasifik, negara ini sangat rentan terhadap bencana alam. Dalam beberapa tahun terakhir, pulau-pulau ini juga terancam oleh kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim.

Vanuatu tercatat sebagai negara yang paling berisiko mengalami bencana alam menurut laporan Universitas PBB pada 2014.

Pada 2015, Topan Pam menghancurkan hampir seluruh pulau, menyebabkan kerusakan besar dan 75.000 orang kehilangan tempat tinggal.

Kini, bencana serupa kembali datang. Negara yang dikenal sebagai yang paling bahagia di dunia ini harus merasakan kehancuran setelah gempa bumi magnitudo 7,4 mengguncang Ibu Kota negara yang paling bahagia di dunia, Port Villa.