Jakarta, Beritasatu.com – PT PP Presisi Tbk (PPRE) hingga akhir 2024 diproyeksi mencapai kontrak baru Rp 7,9 triliun atau naik double digit sekitar 17% (year on year/yoy) dibanding akhir 2023.
“Hingga kuartal III 2024, kontrak baru yang digenggam PPRE mencapai Rp 6,3 triliun atau meningkat 27% dari kuartal III 2023,” kata Direktur Utama PT PP Presisi Tbk Arzan saat Public Expose 2024 PP Presisi di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Sementara pendapatan usaha PP Presisi diproyeksikan mencapai Rp 4 triliun pada akhir tahun, meningkat 19% dibandingkan 2023. Pada kuartal III 2024, pendapatan tumbuh 5,6% menjadi Rp 2,7 triliun.
Saat kontrak PP Presisi meningkat, laba bersih full year diprediksi mencapai Rp 194 miliar atau tumbuh 9,6 dari 2023. “Laba tercatat naik 12% menjadi Rp 100 miliar di kuartal III 2024,” kata dia.
Di sisi lain, ekuitas perusahaan diproyeksikan meningkat 12% menjadi Rp 3,9 triliun di akhir 2024 menunjukkan fundamental keuangan sehat dan berkelanjutan.
Saat kontrak PP Presisi meningkat, PPRE juga menegaskan fokusnya menjadi pemain utama di bidang jasa pertambangan (mining services) sebagai
lini bisnis utama. Langkah ini didukung meningkatnya tren global dan prospek cerah sektor pertambangan di Indonesia.
PPRE juga mencatat kontribusi bisnis mining services telah menjadi pendorong utama akuisisi kontrak baru selama tiga kuartal pada 2024 mencapai 72%, dengan proyeksi peningkatan hingga 83,7% di akhir tahun. “PP Presisi mencatat dominasi pangsa pasar dari segmen swasta yang menyumbang 91% dari total kontrak baru hingga kuartal III 2024,” kata dia.
Saat kontrak PP Presisi meningkat, fokus perusahaan meningkatkan kapasitas mining equipment, yang menyerap 80% alokasi belanja modal (capital exenditure/capex) pada 2024.