Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, investasi sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia mencapai US$ 1,49 miliar atau setara Rp 24,04 triliun (asumsi kurs Rp 16.137 per US$) sepanjang tahun 2024 ini.
“Ini realisasi investasi adalah sebesar US$ 1,49 miliar,” ucap Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, dalam acara Apresiasi Kinerja Stakeholder EBTKE, di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta, dikutip Rabu (18/12/2024).
Salah satu faktor yang dinilai berhasil mendongkrak investasi sektor EBTKE di Indonesia, kata Eniya, dengan diterbitkannya aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM (Permen) No. 11/2024 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
“Kami laporkan Pak Wamen, Permen ESDM yang dikeluarkan pada sekitar bulan April akhir waktu itu Permen 11 tahun 2024. Ini mendobrak Pak dalam beberapa minggu ini mendobrak proyek PLTP dan PLTS, alhamdulillah sudah berkontrak dengan adanya debottlenecking dari Permen 11 tahun 2024,” bebernya.
Investasi yang berhasil dicapai dengan adanya Permen tersebut mencapai US$ 609 juta setara Rp 9,81 triliun. Adapun, investasi tersebut mencakup pada jenis investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Investasi mencapai US$ 609 juta. Terima kasih kepada semua industri yang bergerak di sini, di sektor pembangkit listrik tenaga panas bumi dan PLTS,” tambahnya.
Senada dengan capaian itu, Eniya juga mengungkapkan bahwa sektor EBTKE khususnya dari jenis PLTP di Indonesia sepanjang tahun 2024 berhasil menyumbang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga Rp 2,1 triliun.
“Kontribusi yang bisa saya laporkan untuk penerimaan PNBP yaitu terdiri dari bidang panas bumi itu mencapai Rp 2,1 triliun. Ini luar biasa,” kata Eniya.
Selain itu, dia juga menyebutkan pihaknya dalam menambah kapasitas dari pembangkit dengan sumber EBT sebesar 547,4 mega watt (MW) sepanjang tahun 2024 ini.
Eniya mengatakan, hingga saat ini kapasitas total pembangkit EBT dalam negeri mencapai 14,1 giga watt (GW).
“Lalu tambahan pembangkit energi baru terbarukan ini sebesar 547,4 MW. Sehingga total kapasitas pembangkit EBT saat ini mencapai 14,1 GW,” bebernya.
Dalam catatannya, Eniya menyebutkan bahwa hingga saat ini, bauran EBT di dalam negeri mencapai 13,93%. Sedangkan, total target bauran EBT di Tanah Air tahun 2025 mendatang sebesar 23%.
“Resume dari kajian kinerja subsektor EBTKE dalam hal ini peningkatan bauran dari energi baru terbarukan sebesar 13,93% pada minggu lalu,” imbuhnya.
Dengan begitu, dia mengungkapkan capaian tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mendukung transisi energi di Indonesia dalam 5 tahun ke depan di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto.
(pgr/pgr)