Media Israel Tuding Faksi Bersenjata Brigade Jenin Terafiliasi Iran, Ungkit 313 Pria dan Imam Mahdi
TRIBUNNEWS.COM – Media Israel, Times of Israel, Selasa (17/12/2024) mengulas kalau kelompok bersenjata di Jenin, Tepi Barat memiliki hubungan sangat baik dengan Iran.
Ulasan itu dilatarbelakangi konflik yang berubah menjadi ‘perang saudara’ antar-entitas Palestina, antara Otoritas Palestina dan Brigade Jenin, milisi perlawanan Palestina cabang militer dari Brigade Al-Quds, sayap bersenjata gerakan Palestine Islamic Jihad (PIJ).
“Di tengah tindakan keras PA di Jenin, video tampaknya menunjukkan hubungan baik antara kelompok bersenjata dengan Iran,” tulis ulasan itu, Selasa.
Ulasan juga menyertakan video -belum terverifikasi- yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang bersenjata Palestina di Jenin.
Times of Israel menyatakan, orang-orang bersenjata di Jenin menerima hubungan mereka dengan Republik Iran dan pemimpin tertingginya, Ayatollah Ali Khamenei, dan “menjanjikan komitmen mereka terhadap tujuan Teheran untuk mengekspor Revolusi Islam.”
“Dari sini, dari Palestina, dari Batalyon Jenin, dari rakyat Palestina yang merdeka dan terhormat, kami menyampaikan salam kami kepada Republik Islam Iran, kepada Imam Ali Khamenei, dan kami akan segera mendirikan negara Imam Mahdi,” kata seorang pria bersenjata bertopeng dalam salah satu video seperti dilansir ulasan tersebut.
Merujuk pada tautan di X, ulasan itu menyinggung soal Imam Mahdi yang cenderung identik dengan kalangan Syiah.
“Sosok tersebut (Imam Mahdi) sebagian besar dihormati di kalangan Islam Syiah yang dianut di Iran, dan kurang relevan dengan Islam Sunni yang dipraktikkan di wilayah Palestina,” tulis ulasan tersebut
Berdasarkan pada hal tersebut, ulasan juga melaporkan sejumlah analisis yang menyatakan kalau video-video ini diduga bagian dari propaganda Otoritas Palestina.
“Timbul pertanyaan tentang keaslian video tersebut, dengan beberapa kritikus PA mengklaim kalau klip tersebut adalah video palsu, dibuat oleh Otoritas Palestina sebagai bagian dari propagandanya melawan faksi-faksi saingannya,” tulis laporan Times of Israel.
Selama beberapa hari terakhir, pasukan keamanan Otoritas Palestina telah terlibat dalam tindakan keras terhadap kelompok bersenjata di Jenin.
Tindakan keras itu pada Sabtu lalu menewaskan pemimpin Brigade Jenin, Yazid Jaysa.
Pada hari Minggu, AS dilaporkan meminta Israel untuk menyetujui pengiriman bantuan militer yang mendesak kepada Otoritas Palestina dalam upaya memulihkan ketertiban di Jenin.
“Beberapa orang memandang tindakan keras Otoritas Palestina terhadap faksi-faksi bersenjata di Jenin sebagai upaya Ramallah untuk membuktikan kalau mereka dapat menegaskan kontrol militer atas wilayah Tepi Barat yang berada di bawah yurisdiksinya, sebagai persiapan untuk mengambil peran dalam pemerintahan masa depan Jalur Gaza,” kata laporan itu.
Laporan itu menyebut, setidaknya sejak tahun 2022, Iran telah membanjiri Tepi Barat dengan senjata, menyelundupkannya melintasi perbatasan Yordania untuk memicu kerusuhan dengan Israel, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan April oleh The New York Times.
Iran telah lama memberikan dukungan finansial kepada Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina sebagai bagian dari Poros Perlawanan terhadap Israel, yang mengalami pukulan berat setelah hancurnya kemampuan militer Hamas dan Hizbullah di Lebanon dan jatuhnya Rezim Assad yang didukung Iran di Suriah,” kata dia.
Cara Pandang Entitas Palestina
Konflik antar-entitas Palestina berkembang menjadi perang saudara di Jenin, Tepi Barat antara personel keamanan Otoritas Palestina dan kelompok milisi perlawanan, khusunya dari faksi Brigade Al-Quds, sayap militer Palestine Islamic Jihad (PIJ).
Otoritas Palestina, dianggap kelompok milisi Perlawanan Palestina justru bertindak untuk membela kepentingan Israel dalam hal pemberangusan gerakan pembebasan Palestian dari pendudukan Israel.
Di sisi lain, Otoritas Palestina mengklaim tindakan mereka bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di wilayah Tepi Barat, termasuk sejumlah wilayah ‘merah’ seperti Jenin, Tulkarm, dan Tubas.
Tindakan ini diterjemahkan lewat aksi-aksi penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai tokoh dan personel
Belakangan, konflik ini berkembang hebat menjadi bentrokan langsung yang berhias baku tembak di antara entitas-Palestina tersebut.
Dalam, bentrokan terbaru, baku tembak bahkan dilaporkan menewaskan seorang komandan milisi Brigade Jenin, sayap Brigade Al-Quds.
Batalyon Tulkarm, cabang tempur Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan PIJ. (khaberni)
Anggap Milisi Palestina Adalah Kriminal
Juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina Anwar Rajab mengatakan kalau mereka yang berada di Jenin bukanlah pejuang perlawanan.
Juru bicara resmi pasukan keamanan Otoritas Palestina mengatakan itu apa yang terjadi di Jenin adalah kampanye keamanan yang menargetkan kriminal.
“Para penjahat ini adalah mereka yang membunuh anak-anak, dan mereka yang menembak pasukan keamanan,” katanya dilansir Khaberni.
Ia melanjutkan: “Kami mempunyai strategi, yaitu melindungi Palestina dari kehancuran.”
“Kami bergerak di Tepi Barat dengan cara kami sendiri dan menghindari konfrontasi demi mempertahankan tujuan kami.”
Ia menyimpulkan, “Apa yang terjadi di Gaza tidak akan terjadi di Tepi Barat, dan kami akan mencegahnya”.
Kendaraan militer Israel berpatroli di kamp pengungsi Jenin, di Tepi Barat yang diduduki pada 29 November 2023, selama operasi militer yang sedang berlangsung di kamp tersebut. (Zain JAAFAR / AFP)
Brigade Jenin: Kami Hanya Targetkan Israel
Adapun Juru bicara Brigade Jenin dari Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam – menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada saluran satelit Al-Jazeera kalau pedoman mereka jelas, hanya menentang pendudukan.
Pernyataan itu menunjukkan kalau mereka melakuka perlawanan terhadap entitas Israel di seluruh Tepi Barat.
Terkait tudingan kalau mereka adalah kelompok kriminal dan bukan pejuang pembebasan Palestina, dia justru menyatakan pihak Otoritas Palestina juga melakukan kejahatan.
“Dinas keamanan membunuh seorang pelaku Israel beberapa tahun lalu dan dua anak yang tidak bersalah,” kata dia dilansir Khaberni.
Dia juga menunjukkan hipokrasi Otoritas Palestina di mana mereka meminta agar milisi perlawanan Palestina untuk menyerahkan diri di sisi lain meminta agar anggotanya dilindungi dari pendudukan Israel.
“Juru bicara batalion mengatakan bahwa mereka menghormati hukum, namun dia bertanya-tanya: “Di mana hukum selama penyerbuan (oleh) pendudukan Israel?”,” kata dia dilansir Khaberni.
Seperti dilaporkan, bentrokan kembali terjadi pada Minggu (15/12/2024), di kamp Jenin antara pasukan keamanan Palestina dan pejuang perlawanan, sebagai bagian dari operasi “Lindungi Tanah Air” yang diluncurkan oleh Otoritas Palestina.
Operasi ini mengakibatkan terbunuhnya pemimpin Brigade Jenin, Yazid Ja’ aysa, yang sedang dikejar oleh pendudukan Israel.
(oln/khbrn/*)