Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Puncak Musim Hujan di Jateng Masih Februari 2025, BPBD Minta Warga Tetap Ekstra Waspada

Puncak Musim Hujan di Jateng Masih Februari 2025, BPBD Minta Warga Tetap Ekstra Waspada

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – BPBD Jateng mengingatkan jika puncak musim penghujan menurut data BMKG masih akan terjadi pada Februari 2025.

Meskipun bulan- bulan ini intensitas hujan tinggi, hal tersebut sebagai awalan, bukan merupakan puncaknya.

Atas dasar itu, BPBD Jateng meminta warga tetap waspada dan hati- hati yang berada di daerah rawan banjir maupun tanah longsor.

Kalakhar BPBD Jateng, Bergas Catursasi Penanggungan memperingatkan sejumlah wilayah berisiko banjir harus mulai bersiaga sejak saat ini.

Pasalnya, saat ini musim hujan telah merata di Jawa Tengah dan puncaknya diprediksi pada Februari 2025.

“Hasil prakiraan BMKG bahwa sejak September-November 2024 itu sudah mulai masuk di musim hujan, dimana puncaknya pada Februari 2025.”

“Pantura utara, pantai selatan (Pansela) punya potensi banjir,” ucap Bergas, Selasa (17/12/2024).

Di antara daerah yang terletak di jalur pantura yakni Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, hingga Rembang.

Sementara daerah yang melintasi jalur Pansela di Jawa Tengah yakni Kabupaten Cilacap, Kebumen, Purworejo, hingga Wonogiri.

Bergas juga mewanti-wanti daerah pegunungan di Jawa Tengah bagian tengah yang rawan longsor.

“Tentu dengan pemetaan yang ada di daerah pegunungan punya potensi longsor, daerah datarah rendah punya potensi banjir,” imbuh dia.

Menghadapi hal itu, dia berharap masyarakat mulai bersiaga untuk membaca cuaca dan potensi bencana di wilayahnya masing-masing.

Tak terkecuali mengevakuasi diri dan menyelamatkan benda berharga saat kondisi darurat terjadi.

“Kalau di wilayah longsor tentunya jangan tinggal di ruangan yang dekat dengan titik longsor atau dengan dinding longsor, menjauhi ruangan-ruangan itu.”

“Kemudian apabila ada hujan deras berdurasi cukup lama, harapannya segera bergeser terlebih dahulu ke rumah saudaranya itu akan lebih penting,” imbau dia.

Untuk diketahui, sepanjang Januari hingga 8 Desember 2024, telah terjadi 324 kejadian di Jawa Tengah dengan kerugian mencapai Rp76,74 miliar.

Dari 14 ancaman bencana di Jawa Tengah yang paling mendominasi yakni banjir, longsor, banjir rob, gempa bumi, dan angin puting beliung. (*)