TRIBUNJAKARTA.COM – Lady Aurellia Pramesti, seorang dokter koas di Palembang, Sumatera Selatan belakangan menjadi sorotan usai dirinya diduga menjadi pemicu penganiayaan yang dilakukan sopirnya berinisial DT terhadap rekannya, Muhammad Lutfi.
Penganiayaan itu dipicu dari masalah sepele, yaitu soal pengaturan jadwal piket jaga dokter koas.
Lady pun kemudian membeberkan alasannya meminta ubah jadwal piket.
Ia merasa beban yang ditanggungnya terlalu berat dan mungkin ada perlakuan yang tidak sama.
Padahal, tingkat stres setiap orang berbeda sehingga perlu disikapi dengan bijaksana.
Hal itu diungkapkan oleh Kuasa Hukum DT, Titis Rachmawati.
“Oleh karena itu, kami akan menyampaikan kepada pihak dekan ataupun ketua program studinya supaya permasalahan ini tidak melebar terlalu jauh dan terkesan ada hal-hal yang di luar konteks,” ujar Titis seperti dikutip Kompas.id.
Masalah sepele
Menurut Titis, aksi penganiayaan itu dipicu karena persoalan yang sepele.
Ada kemungkinan terjadi kesalahpahaman antara Lutfi dan Lady.
Hal itu disinyalir oleh perbedaan usia keduanya, Lutfi lebih senior sementara Lady lebih muda.
Ibu Lady, LN, mengajak Lutfi ketemuan untuk membicarakan kesalahpahaman tersebut.
Ia mengajak Lutfi bertemu lantaran Lady tak bisa berkomunikasi dengan Lutfi.
Namun, pembicaraan itu ternyata menimbulkan konflik.
Komunikasi yang ternyata tak menemui titik temu memicu sopir LN, DT terprovokasi sehingga terjadi pemukulan tersebut.
“DT melihat korban tidak merespons LN sehingga DT terprovokasi. Adapun DT adalah sopir keluarga LN dan memang masih ada hubungan keluarga dengan LN,” katanya.
Pihak DT pun mengatakan berusaha untuk melakukan perdamaian.
“Kami berusaha membawa ke jalur yang baik-baik dan berusaha melakukan permohonan maaf serta bertanggung jawab untuk melakukan pengobatan dan menemui keluarga korban.”
“Kita akan sebijak mungkin karena semua ini kan anak-anak kita. Walau bagaimanapun dengan kondisi begitu, Lady juga agak sedikit terganggu kejiwaannya karena kondisi yang telah dipelintir-pelintir,” kata Titis.
Kendati demikian, pihak DT berusaha kooperatif dan mengikuti proses hukum.
Sosok Lady
Terkuak sosok Lady Aurellia Pramesti, mahasiswi koas (co-assistant) Universitas Sriwijaya di Palembang, yang belakangan disorot publik.
Lady diduga menjadi pemicu aksi penganiayaan terhadap Ketua Mahasiswa Koas, Muhammad Lutfi di sebuah kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang pada Rabu (11/12/2024).
Lady ternyata sempat aktif di dalam organisasi kemahasiswaan.
Ia pernah tergabung ke dalam anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya sebagai bendahara umum (Bendum) pada tahun 2022.
Jabatan Lady Aurellia diunggah di akun Instagram BEM FK UNSRI.
Dalam postingan itu, terungkap laporan pencapaian Lady.
Namun, postingan itu seketika banjir hujatan dari warga net usai namanya diduga terlibat dalam kasus penganiayaan dokter koas.
Lady Aurellia juga disebut merupakan anak dari seorang ayah yang merupakan pejabat di Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dedy Mandarsyah.
Kini nama Dedy Mandarsyah juga turut serta ramai dibicarakan seiring dengan menggaungnya berita penganiayaan dokter koas di Palembang.
Insiden penganiayaan ini diduga dipicu oleh perselisihan mengenai jadwal piket yang diatur oleh korban (Luthfi).
Diduga perselisihan soal jadwal jaga tersebut lantaran Lady hendak pergi berlibur ke Eropa, mengutip TribunBanten.com.
Ibu Lady, disinyalir merupakan Owner Butik ternama di Palembang.
Sang ibu diketahui berinisial SM alias Lina Dedy.
Respons Unsri
Pihak Universitas Sriwijaya (Unsri) angkat bicara dengan insiden pemukulan yang dialami oleh salah satu mahasiswa mereka, dokter koas Muhammad Lutfi.
Unsri membentuk tim investigasi internal guna mengidentifikasi permasalahan, mendalami fakta dan mencari jalan penyelesian terbaik.
Rektor Unsri, Taufiq Marwa mengatakan pihaknya tidak menoleransi segala bentuk kekerasan, baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus.
Karena itu, mereka telah membentuk tim investigasi untuk turut melakukan penyelidikan mendalam terkait peristiwa tersebut.
Hasil investigasi itu pun siap mendukung penanganan kasus yang telah diproses Polda Sumsel.
“Sebagai lembaga pendidikan, kami berharap kasus ini dapat diproses dengan baik, adil dan transparan demi memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan untuk semua pihak. Kami juga menegaskan komitmen mendukung proses penyelidikan kasus ini dan bekerja sama sesuai dengan prosedur yang berlaku,” kata Taufiq.
Selain meminta semua pihak tidak memperkeruh situasi, pihaknya terus berupaya memastikan bahwa seluruh sivitas akademikan Unsri bisa menjalani kegiatan pendidikan dalam lingkungan yang aman, kondusif dan saling menghargai.
“Ini bentuk tanggung jawab dan kepedulian kami kepada semua warga Unsri, terkhusus mahasiswa. Kami harapkan para mahasiswa Unsri bisa menjadi pemimpin masa depan yang berilmu dan beretika,” katanya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya