Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Beda dari Pernyataan Kemarin, Menko Zulhas Bilang RI Tetap Impor Beras Tahun Depan, Volumenya Kecil – Halaman all

Beda dari Pernyataan Kemarin, Menko Zulhas Bilang RI Tetap Impor Beras Tahun Depan, Volumenya Kecil – Halaman all

 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan pernyataan berbeda ihwal kebijakan impor beras tahun 2025.

Sebelumnya, Zulhas mengatakan, Indonesia tidak akan mengimpor beras tahun depan karena menargetkan, produksi beras untuk konsumsi dalam negeri akan mencapai 3,2 juta ton di 2025.

Namun hari ini, Menko Zulhas mengatakan Indonesia tidak akan sepenuhnya menghentikan impor beras pada tahun depan.

Menurut dia, impor beras yang akan disetop adalah beras konsumsi, tetapi tidak dengan beras basmati yang biasanya digunakan di restoran.

“Itu beras yang dimakan biasanya kalau ke restoran Jepang itu masih dikit-dikit impornya masih ada. Biasanya beras basmati. Kita tidak bisa bikin, itu ada (impor tahun depan, red), tapi sedikit,” katanya ketika memberi sambutan dalam acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum di Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024).

Jadi, beras basmati tidak akan disetop impornya karena menurut Zulhas jika itu juga ikut dihentikan, Indonesia akan dikenakan sanksi.

Selain itu, beras basmati juga digunakan untuk nasi biryani. Jika impor ini disetop, Zulhas mengatakan Indonesia bisa “dimarahi” India dan Pakistan.

“Kalau nanti restoran-restoran (yang menyediakan nasi) biryani dan sebagainya perlu beras basmati, kalau kita tidak kasih itu nanti Pakistan, India, Bangladesh bisa marah sama kita.”

“(Impor tetap dilakukan) tapi volumenya kecil,” ujar pria yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Diberitakan sebelumnya, Zulhas menargetkan produksi beras untuk konsumsi dalam negeri akan mencapai 32 juta ton di 2025.

Zulhas bilang, di tahun 2025 Indonesia akan menutup impor beras sebab produksinya diyakini akan jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan dalam negeri sebesar 31 juta ton.

“Tahun 2025 kira-kira 32 juta ton lebih. Kebutuhan 31 juta ton. Jadi kalau tidak ada halangan, kejadian yang luar biasa, atau bencana alam, insyaallah nanti kita tidak akan impor lagi,” kata Zulhas usai menghadiri acara Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 di Graha Mandiri Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024).

Sedangkan untuk stok beras secara keseluruhan di akhir tahun 2024 ini mencapai 8 juta ton. Sebanyak 2 juta ton diantaranya sudah dikuasai oleh Bulog.

“Beras stok kita di seluruhnya ya, termasuk di pedagang, di masyarakat itu 8 juta ton lebih. Tapi yang Bulog sendiri ada 2 juta ton,” tegasnya.