Jakarta, CNN Indonesia —
PT Pertamina (Persero) mengambil alih tiga SPBU mitra di Yogyakarta yang sempat ditutup karena terbukti melakukan kecurangan dalam pengisian BBM ke pelanggan.
Adapun ketiga SPBU nakal yang diambil alih termasuk SPBU 44.552.18 Janti, SPBU 44.552.09 Kentungan, Sleman, dan SPBU 44.552.15 Tugu, Yogyakarta. Sementara, SPBU 44.555.09 Kaliurang yang juga ditemukan melakukan kecurangan masih diinvestigasi.
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan langkah tersebut diambil guna mencegah pengisian BBM yang tak sesuai prosedur standar operasional (SOP) dan juga kelangkaan BBM di wilayah sekitar tiga SPBU tersebut.
“Dengan demikian operasional diambil alih oleh Pertamina dan kita kembalikan prosedurnya agar sesuai dengan SOP yang berlaku,” ucap Simon dalam konferensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Senin (9/12).
“Dan dengan demikian kami memastikan, walaupun setelah diukur itu ada sekitar pengurangan 300 ml setiap 20 liter pengisian, sekecil apapun itu, itu adalah hak rakyat yang dikurangi,” imbuhnya.
Menurut Simon, kecurangan SPBU mitra itu terbukti berdasarkan hasil sidak internal Pertamina yang menemukan adanya pemasangan socket dan charger yang terhubung dengan dispenser BBM. Hal ini membuat perputaran BBM yang masuk ke kendaraan menjadi lebih lambat.
“Begitu juga ada semacam charger, tapi itu terhubung dengan alat yang bisa memperlambat putaran pengisian walaupun digitalnya bertambah,” tutur dia.
Atas kondisi itu, Simon mengatakan pihaknya bakal mencabut kemitraan dengan pengelola yang melakukan kecurangan. Selain itu, perusahaan minyak pelat merah tersebut juga bakal melakukan penyegelan di SPBU terkait.
Ia mengatakan pihaknya telah menindak tegas secara internal pengelola SPBU yang melakukan kecurangan. Namun, ia tak menutup kemungkinan para pengelola bisa dibawa ke jalur hukum.
“Tentunya kalau memang tidak sesuai dan menyalahi perjanjian yang kami buat di awal, langsung kita cabut. Ya, tentunya lewat prosedur hukum, nanti dari Pertamina akan mendorong sesuai langkah-langkah selanjutnya apabila memang tentunya pelanggaran hukum, ya diproses hukum,” tegas dia.
Sebelumnya, sebanyak empat SPBU di Yogyakarta ditutup oleh Pertamina karena terindikasi nakal mencurangi pelanggan.
Keempat SPBU itu sedang dalam investigasi terkait pelanggaran aturan yang merugikan konsumen. Salah satu SPBU bahkan terbukti curang. Temuan itu didapat pada sidak yang dilakukan tim dari PT Pertamina Patra Niaga pada Selasa lalu (12/11).
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari menyatakan pihaknya tidak dapat mentolerir SPBU-SPBU yang melanggar ketentuan dan melakukan kecurangan dalam pelayanan kepada konsumen.
“Di Yogyakarta ada satu SPBU yang sudah kami kenakan sanksi penghentian operasi dan terus kami evaluasi sanksinya karena terbukti melakukan kecurangan. Paralel ada tiga SPBU di wilayah Yogyakarta yang juga sedang dilakukan investigasi,” kata Heppy dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (11/20).
Menurutnya, pada sidak tersebut tim Pertamina Patra Niaga didampingi oleh tim dari Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan atau dinas setempat. Mereka melakukan berbagai uji dan pemeriksaan, seperti uji tera dan uji density untuk melihat kualitas dan kuantitas produk BBM telah sesuai dengan standar Pertamina Patra Niaga.
Heppy menuturkan upaya penertiban ini merupakan inisiasi Pertamina Patra Niaga dan menjadi bagian dari persiapan Satuan Tugas (Satgas) Nataru. Karena itu, Pertamina Patra Niaga melakukan pemantauan langsung terhadap kondisi SPBU di seluruh wilayah.
“Sidak telah dilakukan di Yogyakarta dan akan diperluas ke seluruh wilayah di Indonesia khususnya yang berpotensi mengalami peningkatan kebutuhan pada Nataru nanti,” imbuhnya.
(del/pta)