Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street kembali mencapai rekor tertinggi pada Jumat (6/12/2024), didukung oleh data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pasar kerja cukup solid untuk mendukung perekonomian.
S&P 500 mencatat kenaikan 0,2% dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa yang sebelumnya dicapai pada Rabu (4/12/2024). Indeks ini juga menutup minggu ketiga berturut-turut dengan hasil positif, menandai salah satu tahun terbaiknya sejak kejatuhan dot-com pada 2000. Nasdaq Composite juga melonjak 0,8% dan mencetak rekor baru, sementara Dow Jones Industrial Average turun tipis 123,19 poin atau 0,3%.
Dampak Data Ketenagakerjaan Terbaru
Rekor tertinggi Wall Street didorong oleh laporan ketenagakerjaan AS yang menunjukkan kenaikan jumlah pekerja melampaui ekspektasi bulan lalu, meskipun tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,2% dari sebelumnya 4,1%. Data ini memperkuat keyakinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya.
“Data ini cukup mendukung langkah pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Desember 2024,” ujar Lindsay Rosner, kepala investasi multisektor di Goldman Sachs Asset Management mengomentari rekor tertinggi Wall Street yang didukung oleh data ketenagakerjaan AS, dikutip dari AP.
Namun, data ketenagakerjaan terbaru juga menimbulkan kekhawatiran. Peningkatan upah rata-rata pekerja, meskipun menjadi kabar baik bagi pekerja, dapat menambah tekanan inflasi.
Secara keseluruhan, S&P 500 naik 15,16 poin menjadi 6.090,27. Dow turun 123,19 poin menjadi 44.642,52, dan Nasdaq Composite naik 159,05 poin menjadi 19.859,77.
Pada saat Wall Street kembali mencapai rekor tertinggi, di pasar lainnya, indeks CAC 40 Prancis naik 1,3% setelah Presiden Emmanuel Macron mengumumkan rencana menunjuk perdana menteri baru. Di Asia, indeks saham lebih beragam. Hang Seng Hong Kong naik 1,6%, Shanghai Composite meningkat 1%, sementara Kospi Korea Selatan melemah 0,6%.