Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah studi baru menyebut penduduk asli Amerika pada zaman dahulu sangat bergantung pada daging mammoth untuk bertahan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah ahli dalam berburu hewan besar.
Studi tersebut diterbitkan di jurnal Science Advances Rabu (4/12). Studi ini didasarkan pada analisis kimiawi dari tulang belulang anak laki-laki berusia 18 bulan, yang dijuluki Anzick-1, yang hidup hampir 13 ribu tahun yang lalu di daerah yang sekarang dikenal sebagai Montana.
Anak laki-laki tersebut mungkin masih menyusui, dan hasilnya mengungkapkan bahwa pola makan ibunya paling mendekati pola makan sabertooth, yakni spesialis mammoth.
Untuk menyelidiki pola makan ibu anak laki-laki tersebut, tim peneliti mengamati radioisotop stabil di dalam tulang-tulang anak laki-laki tersebut.
Teknik ini mengukur kelimpahan radioisotop tertentu yang khas, yang dapat digunakan untuk merekonstruksi pola makan manusia purba.
Para peneliti menyebut jejak isotop bocah laki-laki itu mungkin diwarisi langsung dari ibunya dan menunjukkan bahwa mammoth merupakan sumber makanan yang penting bagi seluruh kelompok keluarganya.
Hal itu menunjukkan bahwa orang-orang dari budaya Clovis Barat, tempat anak laki-laki itu berasal, secara teratur berburu mammoth. Namun, mereka diketahui juga berburu rusa (Cervus canadensis), bison (Bison bison dan B. antiquus), dan genus unta yang sekarang sudah punah (Camelops).
Dikutip dari Live Science, hasil penelitian ini merupakan bukti langsung dari pola makan Clovis Barat sekitar 12.800 tahun yang lalu, yang menunjukkan bahwa mereka lebih menyukai daging mammoth (terutama Mammuthus columbi) di atas semua sumber makanan lain.
Para peneliti mengatakan temuan ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa mereka lebih banyak berburu hewan buruan yang lebih kecil.
“Data ini menunjukkan bahwa orang Clovis Barat lebih fokus pada penggembala megafauna bertubuh lebih besar, terutama Mammuthus [mammoth], dan bukan generalis yang secara teratur mengonsumsi herbivora bertubuh lebih kecil,” tulis para penulis dalam penelitian tersebut.
(lom/dmi)
[Gambas:Video CNN]