TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – AP (40), korban penikaman oleh anak kandung berinisial MAS (14) akhirnya bersuara atas peristiwa yang menimpa dirinya dan keluarganya.
AP tetap menitipkan pesan untuk putra sematawayangnya tersebut, meski ia telah ditikam hingga nyaris tewas.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengatakan, pesan itu dititipkan kepada salah satu anggota keluarga AP.
Dalam pesannya itu, sang ibu mendoakan MAS agar anaknya itu tetap sehat.
“Jadi kemarin bude bilangnya ‘sehat-sehat saja, semoga sehat’. Jadi tetap komunikasi antarkeluarga itu pasti ada,” ungkap Nurma kepada wartawan, Rabu (4/12/2024).
Sebelumnya, MAS juga menitipkan salam dan permohonan maafnya untuk sang ibu.
“Kita kemarin bertemu dengan bude dari anak tersebut, jadi berkomunikasi karena memang anak yang berkonflik dengan hukum ini menitip salam buat ibunya dan permohonan maaf untuk ibunya. Itu sudah kita sampaikan,” ungkap Nurma.
“Dia juga berdoa agar dia bisa bertemu dengan ibu dan ibunya segera sembuh. Itu yang didoakan,” katanya.
Meski demikian, kata Nurma, sang ibu belum menyampaikan bahwa dirinya memaafkan perbuatan MAS tersebut.
“Kalau itu belum kita dapatkan karena memang kemarin tidak bertemu. Hanya dari keluarga atau budenya anak tersebut yang kita temui,” ucap dia.
Untuk diketahui, AP selamat dari pembunuhan yang dilakukan oleh anaknya tersebut.
Namun, AP mengalami luka cukup berat yang menyebabkannya masih menjalani perawatan di RS Fatmawati.
Karena masih dalam masa perawatan, AP pun belum bisa bertemu dengan anaknya.
Motif Pembunuhan Masih Misteri
Sejauh ini penyelidik masih mendalami motif MAS (14), remaja yang membunuh ayahnya, APW (40) dan neneknya, RM (69) serta melukai ibunya AP (40) di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi menegaskan MAS tidak memiliki riwayat gangguan kejiwaan.
“Tidak ada,” ucapnya.
Berdasarkan keterangan, MAS belum pernah dirawat atau berobat terkait kejiwaan.
“Belum pernah,” imbuh Nurma.
Terkait dipaksa belajar oleh kedua orangtuanya, pihak kepolisian pun menjawab isu yang berkembang ini.
“Ya kita bertanya karena banyak beredar dia dipaksa untuk belajar. Tetapi sejauh ini, setelah kita tanyakan, dia memang disuruh belajar, tapi dia itu sudah hal biasa bagi anak yang berkonflik dengan hukum ini. Jadi itu memang menjadi kebiasaan dari ibu bapaknya, dia disuruh belajar,” kata Nurma.
Dalam kesehariannya, Nurma mengatakan memang MAS kerap diminta untuk belajar.
Namun, tersangka mengaku tidak ada paksaan atau tekanan yang menbuat dia hingga melakukan aksi kejinya itu.
“Memang disuruh dari bapak dan ibunya. Tapi dia tidak merasa ditekan, karena dia bilang ‘kalau saya belajar saya pintar’. Itu yang diungkapkan anak yang berkonflik dengan hukum,” ungkapnya.
“Kalau sejauh ini kita bertanya, kemudian dijawab oleh anak tersebut. Dia bilang ‘ini bukan paksaan’. Jadi walaupun dia memang disuruh untuk belajar, tapi dia mengerjakan dengan senang hati,” sambungnya.
Sehingga, polisi saat ini masih melakukan pendalaman untuk motif pembunuhan yang dilakukan oleh MAS di samping mengecek kejiwaannya.
“(motif pasti pembunuhan) kita masih mendalami. (hasil tes kejiwaan) belum, belum keluar,” tuturnya.
Menyesal Bunuh Ayah dan Nenek
MAS mengakui dirinya menyesal atas perbuatannya.
Hal itu dikatakan Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Polisi Nurma Dewi kepada wartawan, Selasa (3/12/2024).
“Dia (tersangka) juga berdoa agar bisa bertemu dengan ibu dan ibunya segera sembuh. Itu yang didoakan. Kemudian dia minta disampaikan permohonan maaf ke ibunya,” kata Nurma.
Permintaan maaf tersangka kepada sang ibu akan disampaikan saat kondisi ibunya berangsur stabil.
MAS sempat menangis saat diperiksa dan saat itu sudah bisa merespons setiap pertanyaan yang diajukan.
“Sudah stabil, sudah ceria, kemudian berangsur-angsur sudah menerima apa yang kita tanya dan dijawab dengan lancar,” kata Nurma.
Tak Seperti Anak Normal
Psikolog Anak dan Keluarga, Novita Tandry, mengungkapkan pertemuannya dengan MAS, bocah yang membunuh ayah dan sang nenek.
Novita mengungkapkan kondisi MAS sudah jauh lebih baik.
“Betul, tadi bertemu. Kondisinya sudah jauh lebih baik dibandingkan kemarin,” ungkap Novita dikutip dari TribunJakarta.com.
Lebih lanjut, Novita membeberkan proses komunikasinya dengan MAS.
Menurut Novita, MAS terlihat masih syok, namun sudah bisa diajak berkomunikasi.
Ia menyebut kondisi MAS saat ini tak seperti anak-anak normal kebanyakan.
“Kondisi lebih bisa untuk bicara, tetap dalam posisi yang agak syok. Tidak seperti anak-anak normal kebanyakan, tapi lebih baik,” kata dia.
“Sudah bisa diajak komunikasi,” imbuhnya.
Novita juga menyinggung soal sikap MAS saat bertemu dengannya.
Ia sepakat dengan pernyataan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, yang menyebut MAS bersikap sopan.
Novita mengungkapkan, MAS langsung menjabat tangannya dan menunjukkan gestur menghormati orang tua selama mereka bertemu.
“Memang kalau kita bicara kata baik, definisinya luas sekali. Yang dimaksud Menteri PPPA mungkin sopan santunnya (MAS).”
“Saya sudah bertemu langsung, sopan santun, perilakunya pada saat bertemu dengan orang tua (seperti lumrahnya) budaya kita.”
“Salim, kakinya ditekuk dengan sikap mendengar. Kita bisa lihat (MAS) sedikit membungkuk,” urai Novita.