TRIBUNJATIM.COM – Seorang pria bernama Luthfi Ramdhani (30) nekat membacok istrinya berinisial TA (24).
Diduga, pria itu terbakar cemburu karena kecurigaan tersangka.
Ternyata sebelum membacok, pria itu sempat mempersiapkan senjata tajam.
Senjata itu niatnya untuk menyerang teman pria istrinya.
“Sebenarnya si pelaku ini mempersiapkan golok itu untuk teman laki-lakinya gitu. Tapi ternyata kan (korban) pulangnya sendiri,” kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Depok Iptu Santy kepada Kompas.com, Senin (2/12/2024).
Menurut keterangan Luthfi, ia telah menunggu momen sang istri menemui pria yang dicurigainya.
Pada Jumat (29/11/2024) pukul 21.00 WIB, TA sengaja pergi ke luar untuk makan dengan kondisi telah menitipkan anaknya ke rumah nenek korban.
“Sampai sekitar 22.30 WIB saat itu ternyata sudah ada pelaku di rumah nenek korban dan langsung marah-marah kepada korban,” terang Santy.
Adu mulut sempat terjadi sebelum akhirnya korban menuju arah garasi dan hendak menyalakan motor.
Namun, Luthfi lekas memukul kepala korban hingga membuatnya kembali turun dari motor.
“Pelaku tetap memukulkan benda tersebut ke badan korban berkali-kali hingga akhirnya nenek korban dan bibi korban melerainya,” ujar Santy.
Meski demikian, polisi masih menyidiki teman pria yang dimaksud tersangka sebab sejauh ini belum ada bukti yang mengarah ke sana.
Adapun korban mengalami luka di kepala, dahi, bahu, dan leher.
Ia langsung menerima penanganan medis hingga jahitan di RS Bhakti Yudha.
Luthfi terancam dikenakan Pasal 44 Ayat 1 dan Ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan masing-masing ancaman pidana selama 5 dan 10 tahun penjara.
Sementara itu, kasus pembacokan lainnya juga pernah terjadi di Karawang, Jawa Barat.
Nasib seorang wanita panggilan alias PSK yang meninggal setelah pilih-pilih pelanggan.
Peristiwa nahas ini terjadi di Kabupaten Karawang Jawa Barat.
Ia meninggal setelah ditusuk oleh calon pelanggannya.
Wanita panggilan itu diketahui berinisial RV.
Ia meninggal akibat dibunuh oleh MH (43) yang sempat mengajak korban kencan.
MH semula berharap untuk bisa kencan dengan RV.
Namun ajakan dari pelaku malah ditolak korban hingga berujung maut.
Korban tewas ditusuk menggunakan pisau dapur di warung kopi, Desa Kertasari Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Alasan pembunuhan terhadap RV tidak mau diajak kencan, tetapi malah melayani lelaki lain.
Kapolres Karawang AKBP Edwar Zulkarnain mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, MH melihat RV bersama seorang lelaki lain.
MH langsung menenteng pisau dapur dan langsung menusukkan pada bagian bawah ketiak RV.
Darah langsung mengucur deras dari tubuh RV hingga kemudian roboh.
Warga yang melihat kejadian tersebut langsung menolong RV.
Namun karena darah banyak mengucur akhir korban dibawa ke Rumah Sakit Hastien.
“Korban tidak tertolong meninggal saat dibawa ke rumah sakit,” kata Edwar.
Polisi menangkap MH selang beberapa waktu setelah pembunuhan terjadi.
MH tidak melawan saat ditangkap di tempat persembunyiannya di Desa Rengasdengklok.
“Sekarang pelakunya masih menjalani pemeriksaan,” kata Edwar.
Motifnya, kata Edwar, MH cemburu karena RV tidak mau diajak kencan, tapi malah melayani lelaki lain.
Alasan RV tidak mau karena MH dalam kondisi mabuk.
“Saat dini hari MH kembali datang, RV sedang bersama lelaki lain,” ujar Edwar.
Sementara itu, nasib serupa juga dialami seorang wanita yang ditemukan tewas di lemari baju, Rabu (25/9/2024).
Wanita yang ditemukan meninggal di Jambi itu bernama Resti Widia.
Ia ditemukan meninggal dalam kondisi tangan terikat ke belakang.
Resti Widia diketahui merupakan warga asal Subang, Jawa Barat berusia 30 tahun.
Menurut temannya, Aulia, sebelum ditemukan tewas dengan cara tak wajar, sempat berkomunikasi dengan almarhum.
Namun, Aulia tak menceritakan secara rinci mengenai isi pembicaraan tersebut, akan tetapi Resti Widia sangat ingin pulang kampung.
Sehari sebelum meninggal, warga sekitar tempat kos Resti Widia sempat melihat almarhum beraktivitas.
Setelah itu, mereka tidak mengetahui keberadaannya.
Selama berhari-hari handphone korban tak aktif dan tak diketahui kabarnya.
Aulia lalu mendatangi tempat kos Resti Widia. Alangkah kagetnya dia, karena temannya sudah tak bernyawa.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jambi, Muhamad Aulia Nasution, mengatakan teman korban semakin curiga melihat pintu kamar terkunci dari luar dan ada bekas congkelan.
“Jadi teman-teman korban sempat mencari tau keberadaan korban dengan cara berkomunikasi lewat handphone, namun karena handphone korban tidak aktif, teman korbanpun merasa ada yang aneh, sehingga mencari tahu sampai ke kosan korban,” paparnya, Kamis (26/9/2024), dikutip dari TribunJambi.com.
Menurut keterangan temannya, Aulia, Resti Widia sempat komunikasi hendak balik kampung halaman.
Tapi saat teman korban hendak komunikasi lagi, ponsel sudah tidak pernah aktif lagi.
“Dari keterangan teman korban, (Resti) sempat mau balik kampung halaman. Namun nahas, korban malah ditemukan meninggal mengenaskan dalam lemari yang saat ini masih dalam penyelidikan,” kata Aulia.
Awal Mula Ditemukan
Sebelumnya, jasad Resti Widia ditemukan berawal dari teman korban yang meluncur ke rumah kos di RT 07, Kelurahan Pakuan Baru, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (25/9/2024) malam.
Saat membuka pintu, dia kaget.
Temuan mayat perempuan di dalam lemari membuat heboh warga Kota Jambi.
Kecurigaan teman Resti muncul saat melihat dari jauh pintu dalam posisi tertutup.
Kecurigaan itu bertambah kuat, saat dia tiba di depan kamar dan melihat ada bekas congkelan di pintu.
Akhirnya, mereka membuka pintu kamar.
Begitu kamar terbuka, tercium bau busuk.
Saat pintu bisa terbuka, dia sontak terkejut melihat tubuh Resti telah berada di dalam lemari dalam kondisi meninggal dunia, lalu mereka melapor ke polisi.
Mayat itu kemudian dievakuasi pihak kepolisian, dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jambi untuk divisum dan tindak lanjut dari dokter untuk penyelidikan.
Kapolsek Jambi Selatan, AKP Suwondo, mengatakan saat ditemukan tubuh korban dalam kondisi tangan diikat di belakang.
“Kondisi tangan terikat ke belakang,” ujarnya.
Suwondo mengatakan korban merupakan seorang perantau yang sudah menetap di Jambi, tercatat sebagai warga Jelutung, Kota Jambi.
“Identitas korban Resti Widi (30), asli Subang, Jawa Barat,” ujarnya.
Polisi masih melakukan penyelidikan, karena perempuan malang tersebut diduga kuat menjadi korban pembunuhan.
“Perempuan yang ditemukan dalam lemari itu diduga korban pembunuhan,” katanya.
Hidup Berpindah-pindah
Diketahui Resti Widia merupakan seorang perantau yang sudah menetap di Jambi.
Sejumlah kabar simpang siur pun ramai di medsos soal kehidupan Resti Widia.
Tribunjambi.com pun sempat melakukan wawancara dengan seorang kerabat, inisial WD (31).
Diungkapkan WD jika Resti Widia beberapa kali kerap berpindah tempat tinggal kos alias nomaden.
“Ia dia dulu di kosan di daerah Handil, terus pindah lagi,” ucapnya.
Disinggung soal pekerjaan yang digosipkan sebagai PSK online, WD pun tidak mengetahui kabar tersebut.
“Kurang tahu juga bang, tapi dapat informasi gitu sih,” tambahnya.
Sementara itu, sejumlah barang milik Resti Widia turut hilang pasca ditemukan korban dengan kondisi mengenaskan.
“Barang yang hilang adalah tabungan dan kalung; mungkin ada juga barang lain yang belum kita ketahui,” kata Kapolsek Jambi Selatan, AKP Suwondo.
Ia menambahkan bahwa pihak kepolisian akan kembali mendatangi lokasi kejadian untuk mengecek barang-barang milik korban yang mungkin hilang.
“Mungkin ada barang lain, makanya kita akan ulang lagi ke TKP,” ujarnya.
Dalam kasus kematian Resti Widia, polisi mengklasifikasikan ini sebagai kasus pembunuhan.
“Sementara ini kasusnya masih dalam kategori pembunuhan,” tambah Suwondo.
Sebelumnya, polisi telah memeriksa 12 orang saksi terkait dugaan pembunuhan terhadap Resti Widia, yang mayatnya ditemukan di dalam lemari pakaian kamar kost.
Korban terakhir kali dilihat oleh penghuni kos lainnya pada malam hari, 24 September 2024.
Kapolsek Jambi Selatan menyatakan bahwa penyidik telah mengumpulkan keterangan dari para saksi di tempat kejadian.
“Keterangan dari 12 saksi sudah kita ambil,” katanya, Jumat (27/9/2024).
Suwondo juga menyebut bahwa pihak keluarga korban setuju untuk dilakukan otopsi oleh dokter forensik setelah jasadnya tiba di Jambi.
“Pihak keluarga menyetujui otopsi setelah sampai di Jambi dari Banten,” sebutnya.
Selain itu, pihak keluarga telah membuat laporan resmi atas kematian Resti Widia.
Kasus ini sedang ditangani oleh Polsek Jambi Selatan dengan dukungan dari Jatanras Polresta dan Polda Jambi.