TRIBUNJATIM.COM – Seorang penjual kopi menceritakan momen menyelamatkan penumpang bus yang tertimpa longsor.
Diketahui, longsor itu terjadi di Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Selasa (26/11/2024).
Penjual kopi tersebut bernama Lestari Situmorang.
Wanita berusia 48 tahun ini menceritakan, malam itu hujan lebat turun cukup lama.
Sekitar pukul 22.00 WIB, dia bergegas menutup warung kopinya.
Tiba-tiba ada empat pengendara sepeda motor yang parkir di depan warungnya.
Tak enak hati menolak pelanggan, Lestari mempersilakan para pengendara untuk duduk.
Tak berapa lama, dia mendapat kabar longsor terjadi di jalan yang berjarak hanya beberapa meter dari rumahnya.
Teriakan histeris minta tolong pun memecah suasana malam yang berisik karena hujan.
Arus lalu lintas macet parah.
Beberapa orang meninggalkan kendaraan untuk menyelamatkan diri.
Cukup ramai pula orang mendatangi warungnya untuk berlindung.
Kecemasan pengunjung mulai menyelimuti warung kopinya.
Suasana semakin menegangkan ketika dia mendapat informasi bahwa ada dua unit bus pariwisata yang terkena longsor.
Parahnya, satu unit bus itu terdorong material longsor sampai masuk ke jurang.
Sejumlah penumpang dari bus pun berusaha menyelamatkan diri dan meminta pertolongan ke warungnya.
“Jadi orang sudah berhamburan ke sini. Yang dari bus pariwisata itu pun datang semua ke sini,” kata Lestari saat diwawancarai di warungnya pada Kamis (28/11/2024), melansir dari Kompas.com.
Dia melihat ada seorang penumpang bus yang mengalami luka di bagian kepala.
Dengan sigap, Lestari membantu memberikan obat dan selimut untuk menutupi luka.
Korban itu pun langsung dilarikan ke rumah sakit oleh warga lainnya.
Setelah itu, longsor tiba-tiba terjadi di seberang rumahnya.
Dia bersama keluarga dan warga yang mengungsi seketika berlari masuk ke dalam rumah untuk berlindung.
Satu pohon tumbang tepat di samping warungnya.
Hanya cabang pohon yang terkena seng.
“Udah gitu menjerit-jerit kami semua. Itu lah namanya juga panik, ada juga yang nakut-nakuti kami. ‘Udah hati-hati kalian, nanti nyusul lagi longsornya,’ katanya,” ucap Lestari.
Lestari lekas berpikir rumahnya yang berdiri di atas tanah timbun cukup berisiko menampung pengungsi.
Alhasil, dia bersama keluarganya membantu untuk mengevakuasi.
Sebelum itu, mereka pun berdoa bersama untuk meminta perlindungan.
“Siap berdoa, mereka udah pergi, kami evakuasi ke belakang sana, ladang Daulay, Desa Sibolangit. Itu ada rumah keluarga,” ungkap Lestari.
Dia menyampaikan, setelah peristiwa itu, dia tidak berani tidur di warungnya dan memilih mengungsi di kediaman keluarganya.
Hanya saja, sesekali dia datang ke warung untuk membersihkan lumpur.
Sampai saat ini, Lestari masih cemas untuk tinggal di warungnya.
“Sudah pasti cemas. Cuma sebagai anak Tuhan kita kan harus banyak berdoa. Kalau enggak sih, ya gimana, karena musim hujan ini, kita jadi was-was. Sementara dari belakang longsor, di depan diterpa longsor. Ya dari saya pribadi banyak berdoa. Baru ini titik terparah, semua kami kena,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Polrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan sudah ada sembilan orang yang tewas akibat longsor tersebut.
Sampai saat ini, jalur Medan-Berastagi pun masih ditutup karena proses evakuasi dan pembersihan material belum selesai.
Sementara itu, dinding dapur rumah milik Nur Taufik di Dusun/Desa Kemirigede, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar jebol diterjang material tanah longsor pada Kamis (28/11/2024).
Tebing setinggi lebih kurang 15 meter di belakang rumah Taufik longsor setelah diguyur hujan seharian.
“Sejak kemarin hingga hari ini di sini (Desa Kemirigede) diguyur hujan dan mengakibatkan tanah longsor,” kata Taufik, Jumat (29/11/2024).
Taufik mengatakan tanah longsor yang terjadi kemarin merupakan longsor susulan.
Sekitar seminggu lalu, sudah terjadi tanah longsor di tebing belakang rumahnya.
“Longsor pertama hanya membuat dinding dapur retak. Terus kemarin terjadi longsor susulan yang mengakibatkan dinding dapur ambrol,” ujarnya.
Kepala Dusun Kemirigede, Acen Indriyanto mengatakan perangkat desa bersama warga melakukan kerja bakti membersihkan material longsor di lokasi.
Menurutnya, kejadian tanah longsor kali ini merupakan longsor susulan. Seminggu sebelumnya sudah terjadi tanah longsor di lokasi.
“Kemarin hujan deras dan berlangsung lama, lalu terjadi longsor susulan di lokasi,” katanya.
Dikatakannya, longsor susulan kali ini merusak dinding dan atap bagian dapur rumah warga.
“Kami mengimbau warga waspada, karena kondisi cuaca ekstrem. Hari ini di lokasi juga masih diguyur hujan,” ujarnya.
Sebelumnya, hujan yang menguyur sejak Kamis (28/11/2024) hingga Jumat (29/11/2024) pagi menyebabkan bencana tanah longsor dan banjir di sejumlah desa di Kabupaten Blitar.
Bencana tanah longsor terjadi di Desa Kemirigede Kecamatan Kesamben, Desa Pagerwojo Kecamatan Kesamben, dan Desa Ngadirejo Kecamatan Wlingi.
Sedang bencana banjir terjadi di Desa Kedungwungu, Kecamatan Binangun.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com