Jakarta (ANTARA) –
Badan Pertolongan dan Pencarian (Basarnas) mengidentifikasi potensi ancaman dan langkah kontijensi dalam menghadapi bencana di Jakarta.
“Kami identifikasi ancaman apa saja yang berpotensi terjadi mulai dari yang pasti banjir rob hingga ancaman megathrust,” kata Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda Eko Ribut Suyatno.
Hal itu disampaikannya usai membuka Rapat Koordinasi dan Kontijensi Bencana di Jakarta, Selasa. Rapat Koordinasi Kedaruratan dan Kontijensi tersebut melibatkan pemangku kepentingan di bidang kebencanaan.
Melalui rapat koordinasi ini, pihaknya melibatkan seluruh pemangku kebijakan untuk menyusun rencana kontijensi apabila terjadi situasi kedaruratan di Jakarta.
Ada potensi gempa bumi serta dampak gempa bumi seperti gedung runtuh. ‘Di sini kami susun langkah-langkah yang harus dilakukan saat bencana terjadi,” kata dia.
Ia mengatakan, saat situasi kedaruratan fase pertama yang dilakukan adalah peran Basarnas dalam melakukan pencarian dan pertolongan bersama TNI dan Polri.
Lalu di fase kedua baru peran dari pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) melakukan rehab dan rekonstruksi. Kemudian PMI memberikan bantuan kepada masyarakat yang butuh bantuan soal kesehatan, darah atau lainnya.
“Ini harapan kita yang diharapkan hasilkan suatu naskah terencana yang sewaktu-waktu diperlukan bisa aplikatif,” kata dia.
Kepala Basarnas DKI Jakarta, Desiana Kartika Bahari menambahkan, pihaknya akan melakukan pemetaan terhadap kerawanan gedung tinggi di Jakarta melalui simulasi gempa sehingga ada kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
“Dalam menyusun rencana kontijensi kami harus melakukan pemetaan terhadap gedung tinggi yang ada. Kami akan kumpulkan itu,” kata Kepala Basarnas Jakarta, Desiana Kartika Bahari di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, gedung tinggi di Jakarta akan dilakukan pendataan untuk mengetahui gedung yang telah memiliki sertifikasi dan mana yang belum. “Nanti didapatkan data mana yang telah memiliki sertifikasi dan mana yang belum,” kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024